Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka menguat pada perdagangan Selasa (4/6) pagi. Mata Uang Garuda melesat 39 poin atau 0,24 persen ke Rp16.332 per US$. Sebelumnya, pada Senin (3/6) sore, rupiah ditutup bertenaga dengan penguatan 25 poin atau 0,15 persen ke level Rp16.371 per US$.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah berpotensi menguat pagi ini setelah rilis data-data ekonomi AS tadi malam lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Data tenaga kerja Non-Farm Payrolls versi ADP bulan Juni dan klaim tunjangan pengangguran mingguan mengalami kenaikan lebih rendah dari yang diperkirakan, dan data PMI sektor jasa bulan Juni menunjukkan mengalami kontraksi—padahal bulan sebelumnya masih di level ekspansi (di atas angka 50). "Hasil ini meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini," jelas Ariston.
Meski demikian, pasar masih menunggu data penting lagi yaitu data tenaga kerja AS bulan Juni versi pemerintah. "Potensi penguatan ke arah Rp16.300 per US$ dengan potensi resisten di kisaran Rp16.400 per US$," jelasnya.
Sementara itu, pergerakan mayoritas mata uang Asia pagi ini juga terpantau menguat. Hanya Rupe India dan Dolar Hongkong yang turun masing-masing 0,03 persen dan 0,02 persen.
Sementara, Yen Jepang terpantau naik 0,22 persen, Dolar Singapura menguat 0,11 persen, Dolar Taiwan naik 0,28 persen, Won Korea menguat 0,36 persen, Peso Filipina naik 0,18 persen, Ringgit Malaysia naik 0,21 persen, dan Baht Thailand naik 0,17 persen
Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan Euro begerak melemah 0,05 persen dan Poundsterling turun 0,06 persen, sementara Dolar Kanada naik 0,04 persen dan Franc Swiss menguat 0,06 persen.