Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka menguat pada perdagangan Rabu (19/6) pagi dengan kenaikan tipis 7 poin atau 0,04 persen ke Rp16.405 per US$.
Pada Jumat (14/6) sore, rupiah ditutup anjlok 142 poin atau 0,87 persen ke level Rp16.412 per US$.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS setelah berhasil menembus ke atas level Rp16.300 per US$ pada akhir pekan lalu.
"Pelaku pasar masih mewaspdai sikap the Fed yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuannnya dan hanya memproyeksikan satu kali pemangkasan di 2024. The Fed juga masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan bila inflasi AS naik lagi," ujarnya.
Namun, di sisi lain, pergerakan positif indeks saham Asia pagi ini yang mengindikasikan minat pasar terhadap asset berisiko sedang positif.
"Dan ini bisa menahan pelemahan rupiah juga terhadap dolar AS," ujarnya.
Selain itu, data neraca perdagangan Indonesia yang dirilis pagi ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah jika kembali mengalami surplus.
"Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp16.450 per US$, dengan potensi support di kisaran Rp16.350 per US$," katanya.
Sementara itu, mayoritas mata uang kawasan Asia terpantau bergerak menguat pada perdagangan pagi hari ini. Hanya yuan Cina tercatat turun 0,03 persen dan baht Thailand turun 0,05 persen.
Yen Jepang terpantau naik 0,07 persen, dolar Hong Kong menguat 0,09 persen, dolar Singapura naik 0,02 persen, dolar Taiwan naik 0,06 persen, won Korea menguat 0,17 persen, peso Filipina naik 0,05 persen, rupe India menguat 0,17 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,11 persen,
Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif dengan poundsterling turun 0,02 persen dan dolar Kanada naik 0,01 persen.