Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka menguat pada perdagangan Senin (1/7) pagi. Mata Uang Garuda melesat 25 poin atau 0,15 persen ke Rp16.350 per US$. Sebelumnya, pada Jumat (28/6) sore, rupiah ditutup bertenaga dengan penguatan 35 poin atau 0,19 persen kelevel Rp16.375 per US$.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menuturkan dollar AS terlihat menurun pagi ini dan telah bergerak kembali ke bawah 106, yakni di kisaran 105.50-an.
Penurunan tersebut didorong sentimen pelaku pasar usai rilis data Core PCE Price Index bulan Mei yang hanya naik sebesar 0,1 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,3 persen.
Menurut Ariston, pasar menilai data yang mewakili inflasi AS ini mulai terlihat mengalami penurunan sehingga menguatkan potensi pemangkasan suku bunga acuan Fed ke depan.
"Ini membuka peluang penguatan rupiah terhadap dollar AS hari ini ke kisaran Rp16.300-16.330 per US$, dengan potensi resisten di sekitar Rp16.400 per US$. Nilai tukar negara emerging market lainnya pun terlihat menguat pagi ini seperti SGD, MYR, KRW, PHP, THB, ZAR," tuturnya.
Berdasarkan pantauan Fortune Indonesia, pergerakan mata uang kawasan Asia pada perdagangan pagi hari memang masih bergerak bervariasi terhadap dollar AS, meski beberapa sempat menguat pada pembukaan perdagangan.
Yen Jepang terpantau turun 0,02 persen, Dolar Hongkong melemah 0,01 persen, Dolar Taiwan turun 0,14 persen, Won Korea melemah 0,17 persen, dan Yuan China tercatat turun 0,01 persen.
Sebaliknya, Dolar Singapura naik 0,05 persen, Peso Filipina naik 0,10 persen, Rupe India menguat 0,09 persen, Ringgit Malaysia naik 0,06 persen, dan Baht Thailand naik 0,19 persen.
Adapun mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan Euro begerak melemah 0,33 persen dan Poundsterling turun 0,10 persen, sementara Dolar Kanada naik 0,04 persen dan Franc Swiss turun 0,04 persen.