Rupiah Rontok ke Rp15.938 di Awal Perdagangan, Tapi Berpotensi Menguat

Indeks dolar melemah, rupiah diramal menguat hari ini.

Rupiah Rontok ke Rp15.938 di Awal Perdagangan, Tapi Berpotensi Menguat
ilustrasi uang (unsplash.com/Mufid Majnun)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Rupiah melemah 23 poin atau 0,11 persen ke Rp15.938 per US$ pada perdagangan Rabu pagi.
  • Mayoritas mata uang Asia bergerak bervariasi, dengan beberapa naik dan beberapa turun.
  • Analisis pasar memperkirakan rupiah berpotensi menguat ke arah Rp15.880-15.860 per US$ dengan resisten di sekitar US$15.930 hari ini.

Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah dibuka melemah pada perdagangan Rabu (27/3) pagi. Mata Uang Garuda mengalami penurunan 23 poin atau 0,11 persen ke Rp15.938 per US$. Sebelumnya, pada Rabu (3/4) sore, rupiah ditutup di level Rp15.920 per US$, naik tipis 23 poin atau 0,14 persen.

Sementara itu, pergerakan mayoritas mata uang kawasan Asia bergerak bervariasi pada perdagangan pagi ini. 

Yen Jepang terpantau naik 0,02 persen, Dolar Singapura naik 0,01 persen, Won Korea naik 0,10 persen, Peso Filipina naik 0,08 persen, dan Ringgit Malaysia naik 0,33 peresn.

Sebaliknya Dolar Taiwan turun 0,07 persen, Rupe India turun 0,06 persen, Yuan China tercatat turun 0,01 persen, dan Bath Thailand turun 0,22 persen.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi menguat terhadap dollar AS hari ini seiring dengan turunnya indeks dollar AS. Indeks dollar AS di hari sebelumnya dibuka pada level 104.77. Sementara pagi ini dibuka di sekitar 104.22.

Selain itu, pelemahan dollar AS ini bisa dipicu dari data PMI sektor jasa AS bulan Maret yang dirilis di bawah ekspektasi pasar, yakni turun ke 51,4 dari sebelumnya 52,8.

Selain itu, pernyataan Jerome Powell, Gubernur the Fed, Rabu malam bahwa data tenaga kerja AS yang masih cukup solid dan inflasi AS masih sedikit naik, tidak akan mengubah signifikan strategi kebijakan moneter the Fed tahun ini. 

"Pernyataan ini dianggap oleh pasar bahwa the Fed masih dalam jalur kebijakan pemangkasan suku bunga acuannya tahun ini," tuturnya kepada Fortune Indonesia.

Menurut Ariston, rupiah berpotensi menguat ke arah Rp15.880-15.860 per US$ dengan potensi resisten di sekitar US$15.930 hari ini.

Sementara Analis Pasar Lukman Leong menyebut rupiah berpotensi menguatterbatas mengingat sentimen domestik masih lemah, dengan pergerakan di kisaran Rp15.850-16.000 per US$.

"Dolar terkoreksi setelah data ISM service yang lebih lemah dari perkiraan dan pidato Powell yang relative dovish," tuturnya.

Related Topics

Nilai Tukar Rupiah

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

Daftar Saham Afiliasi Para Calon Menteri dalam Pemerintahan Prabowo
Ini Biaya dan Perbandingan Franchise Alfamart dan Indomaret
BI Masih Cermati Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
BI: Biaya Transaksi QRIS Gratis hingga Rp500 Ribu per 1 Desember 2024
Ini 3 Waktu Terbaik untuk Memulai Investasi Emas
Investor Asal Korsel dan Cina Bakal ke Indonesia Bawa Dana Jumbo