Rupiah Rontok ke Rp16.133 per US$ Jelang Rilis Inflasi AS

Mata uang Asia juga kompak melemah pagi ini.

Rupiah Rontok ke Rp16.133 per US$ Jelang Rilis Inflasi AS
ilustrasi uang (unsplash.com/Mufid Majnun)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Rabu turun 42,50 poin atau 0,26 persen ke Rp16.133 per US$.
  • Pengamat pasar uang memperkirakan rupiah akan melemah terhadap dolar AS karena pasar masih menantikan data inflasi AS yang akan dirilis pada Jumat.
  • Mayoritas mata uang kawasan Asia juga melemah pada perdagangan pagi ini, termasuk yen Jepang, dolar Hong Kong, dan yuan Cina.

Jakarta, FORTUNE - Nilai Tukar Rupiah pada pembukaan perdagangan Rabu (29/5) pagi turun 42,50 poin atau 0,26 persen ke Rp16.133 per US$.

Pada Selasa (28/5) sore, rupiah ditutup pada level Rp16.090 per US$ dengan besaran 18,50 poin atau 0,12 persen.

Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperkirakan rupiah masih akan melemah terhadap dolar AS karena pasar masih menantikan data inflasi AS yang akan dirilis pada Jumat ini. 

Di samping itu, hasil notulen rapat kebijakan moneter AS yang kembali memperlihatkan peluang kenaikan suku bunga AS bila inflasi AS tidak kunjung turun, turut mendorong laju penguatan dolar.

"Selain itu data ekonomi AS semalam yaitu data indeks harga rumah AS dan tingkat keyakinan konsumen AS menunjukkan kenaikan yang berpeluang memicu kenaikan inflasi AS lagi sehingga mendorong penguatan dolar AS juga," ujarnya kepada Fortune Indonesia.

Menurut Ariston, rupiah berpotensi melemah ke arah Rp16.130 per US$ dengan potensi support Rp16.050 per US$.

Pergerakan mayoritas mata uang kawasan Asia juga melemah pada perdagangan pagi ini. 

Yen Jepang turun 0,05 persen, dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, dolar Singapura turun 0,07 persen, dolar Taiwan turun 0,02 persen, dan won Korea melemah 0,45 persen.

Kemudian, peso Filipina turun 0,36 persen, rupe India melemah 0,05 persen, yuan Cina turun 0,05 persen, ringgit Malaysia turun 0,18 persen, dan Baht Thailand turun 0,16 persen.

Mata uang di negara maju terpantau bergerak variatif, dengan euro menguat 0,05 persen, poundsterling naik 0,05 persen, dolar Kanada turun 0,14 persen, dan franc Swiss naik 0,01 persen.

Related Topics

Nilai Tukar Rupiah

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya