Jakarta, FORTUNE - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan kinerja produksi yang membaik dengan capaian17.953 metrik ton (mt) selama triwulan III-2023. Pencapaian ini tidak dapat dilepaskan dari penerapan strategi pemeliharaan yang efektif serta kinerja operasional yang baik.
Capaian tersebut berhasil diraih di tengah penurunan harga realisasi rata rata PT Vale pada triwulan ketiga dan tahun berjalan (ytd), yang masing-masing US$16.204 dan US$18.596 per mt.
"Ini menunjukkan penurunan sebesar 10 persen dan 6 persen jika dibandingkan dengan harga realisasi rata-rata pada periode sama tahun sebelumnya," ujar Direktur Utama Vale Indonesia, Febriani Eddy, dalam acara Public Expose LIVE 2023 yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia, Rabu (29/11).
Selanjutnya, perseroan berhasil mencatat peningkatan penjualan 7 persen ytd pada triwulan III-2023 dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya, yang didorong oleh peningkatan volume pengiriman nikel dalam matte.
Dari sisi kinerja keuangan, Vale Indonesia membukukan laba US$221,1 juta pada triwulan III-2023, naik dibandingkan dengan periode sama pada 2022 yang mencapai US$168,4 juta.
Menurut Febriani, capaian tersebut didukung oleh volume produksi dan penjualan yang lebih tinggi.
.
Belanja modal
Selama triwulan ketiga, PT Vale telah menginvestasikan belanja modal US$182,7juta, meningkat dari US$127,7 juta yang dikeluarkan pada periode sama tahun sebelumnya.
Peningkatan belanja modal ini terutama dialokasikan untuk belanja modal keberlanjutan dan pertumbuhan.
Meski terdapat pengeluaran lebih tinggi, Vale Indonesia optimistis tetap mampu mengelola kas secara hati-hati, dan melaporkan saldo kas dan setara kas US$768,4 juta pada 30 September 2023.
Posisi kas setara kas tersebut naik dari US$719,9 juta pada 30 Juni 2023.
Febri juga menyatakan komitmen perseroan dalam menerapkan praktik penambangan yang baik telah mendapatkan pengakuan yang signifikan.
Kemudian, menyusul penandatanganan Perjanjian Definitif dengan Huayou dan Ford pada 30 Maret 2023, PT Vale mengumumkan penyelesaian evaluasi dan persetujuan Dewan Komisaris atas tambang Pomalaa dengan investasi US$925 juta yang akan memasok bijih ke Pomalaa HPAL.
Persetujuan ini menegaskan komitmen perseroan untuk mendukung ambisi pemerintah menciptakan rantai pasokan kendaraan listrik di Indonesia.