Kinerja Obligasi Indonesia Solid Sepanjang 2024

Kinerja obligasi Indonesia tumbuh stabil sepanjang 2024

Kinerja Obligasi Indonesia Solid Sepanjang 2024
Obligasi. (ShutterStock/Hadayeva Sviatlana)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Pasar obligasi Indonesia mencatat kinerja solid sepanjang 2024, dengan ICBI naik 4,82% ytd.
  • Investor asing membeli bersih SBN Rp34,59 triliun, namun pasar obligasi korporasi mencatat penjualan bersih Rp5,53 triliun.
  • Kinerja pasar obligasi di 2025 dipengaruhi oleh faktor global seperti kebijakan moneter dan inflasi, dengan tekanan dari suku bunga tinggi The Fed.

Jakarta, FORTUNE - Sepanjang 2024, Pasar Obligasi Indonesia terus mencatatkan kinerja solid. Tren positif ini didukung oleh performa solid dari obligasi pemerintah.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pasar obligasi menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang tahun lalu. Hal ini tercermin dari kenaikan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) sebesar 4,82 persen year-to-date (ytd) hingga 30 Desember 2024, mencapai level 392,66. ICBI sendiri merupakan indikator yang mengukur kinerja keseluruhan obligasi, baik pemerintah maupun korporasi, di pasar Indonesia. 

Walaupun pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan realisasi 2023 yang mencapai 8,65 persen, indeks tersebut tetap naik dari penutupan akhir 2023 di level 374,61. Peningkatan ICBI selama 2024 dinilai mencerminkan pemulihan pasar obligasi domestik. Naiknya indeks ini menunjukkan peningkatan harga obligasi, sementara yield atau imbal hasil justru menurun.

Pertumbuhan pasar obligasi di tahun sebelumnya didukung oleh meningkatnya kepercayaan investor terhadap kualitas kredit Indonesia. Meski demikian, kebijakan suku bunga tinggi yang diterapkan Federal Reserve (The Fed) serta pergerakan imbal hasil US Treasury mendorong sebagian investor untuk memilih pasar Amerika Serikat demi mencari imbal hasil lebih tinggi. Hal ini sempat mengurangi permintaan terhadap obligasi Indonesia.

Arus modal asing juga menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi pasar. Masuknya investasi asing mampu mendorong harga obligasi naik, sedangkan keluarnya modal asing dapat menyebabkan kenaikan yield/

Selama 2024, yield Surat Berharga Negara (SBN) rata-rata tumbuh sebesar 38,76 basis poin (bps) secara year-to-date. Di sisi lain, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp34,59 triliun di pasar obligasi pemerintah. Namun, pasar obligasi korporasi mencatatkan penjualan bersih (net sell) oleh investor asing senilai Rp5,53 triliun.

Faktor Penentu Kinerja Pasar Obligasi di 2025

Tahun ini, kinerja pasar obligasi diperkirakan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan moneter global, tingkat inflasi, dan dinamika sentimen ekonomi dunia. Stabilitas atau penurunan suku bunga secara umum diyakini akan mendukung pasar obligasi di tahun ini.

Yield SBN bertenor 10 tahun, yang menjadi acuan utama pasar, diprediksi akan stabil di level 7,1 persen jika suku bunga tetap terkendali. Performa stabil obligasi pemerintah diharapkan memberikan dampak positif terhadap indeks ICBI. Namun demikian, fluktuasi tingkat pengembalian ICBI masih mungkin terjadi jika obligasi korporasi mengalami tekanan. Kinerja surat utang korporasi sangat tergantung pada stabilitas keuangan perusahaan penerbitnya.

Pada 2025, tekanan pada pasar obligasi diperkirakan akan tetap terasa, terutama karena kebijakan suku bunga tinggi dari The Fed. Selain itu, kebijakan ekonomi yang muncul dari kepemimpinan Trump diprediksi dapat memicu inflasi, sehingga memperpanjang kebijakan suku bunga tinggi.

Penurunan Fed Funds Rate (FFR) pada 2025 diperkirakan akan terbatas, yakni kurang dari 50 bps, lebih rendah dibandingkan prediksi sebelumnya yang mengantisipasi pemangkasan sebesar 75–100 bps.

Meski begitu, pasar obligasi Indonesia masih menunjukkan daya tarik yang lebih baik dibandingkan negara-negara emerging markets lainnya. Fundamental ekonomi yang lebih solid menjadi salah satu faktor utama yang menjaga daya saing pasar obligasi nasional.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Saham RATU Kena Suspensi Kedua Kalinya, Berpotensi FCA!
4 Rekomendasi Saham Jelang Pelantikan Donald Trump, Beli?
10 Saham untuk Investasi Jangka Panjang
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 20 January 2025
Cara Menghitung Dana Pensiun Karyawan Swasta, Ini Simulasinya
Saham CBDK Kena UMA usai Naik 157%, Selalu Cetak ARA!