Nilai Bitcoin Naik Ke US$47 Ribu, Pasar Sedang Bullish?

Harga Bitcoin masih belum menyamai level Desember 2021.

Nilai Bitcoin Naik Ke US$47 Ribu, Pasar Sedang Bullish?
Tanda Bitcoin ditampilkan di luar toko tempat cryptocurrency diterima sebagai metode pembayaran di San Salvador, El Salvador, Selasa (1/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Jose Cabezas
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Bitcoin pada perdagangan Senin (28/3) mencapai harga tertinggi dalam beberapa bulan terakhir pada US$47.105, demikian data dari investing. Itu berarti nilainya naik 4,8 persen ketimbang US$41.031 pada pekan sebelumnya. Dibandingkan posisi bulan lalu (month-to-month/mtm), harga aset digital tersebut tumbuh 9,0 persen dari US$43.202 sebelumnya.

"Harga di atas $45.000 memberikan lebih banyak kepercayaan bahwa pembalikan sedang terjadi. Tetapi, kami sarankan untuk berhati-hati karena langkah itu sebagian didorong oleh kemajuan saham,” kata Lennard Neo, kepala penelitian di Stack Funds, seperti dikutip dari CoinDesk, Selasa (29/3). 

Sejak bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin, pasar saham terlihat positif. Menurut data dari Trading View, indeks S&P 500 yang menjadi acuan pasar saham AS, misalnya, telah melonjak 5,9 persen.

Namun, menurut Neo, pelaku pasar diperkirakan akan melakukan aksi ambil untung di sekitar level psikologis US$50 ribu. "Tidak akan mengejutkan bagi kami melihat aksi ambil untung pada level tersebut oleh para pedagang jangka pendek yang melakukan aksi beli dalam beberapa minggu terakhir," katanya.

Sejumlah sentimen

Ilustrasi Bitcoin. (Shutterstock/Coyz0)

Daniel Kukan, pedagang kripto senior di Crypto Finance AG di Swiss, menaksir prospek Bitcoin dalam kondisi bullish atau tren kenaikan akan batal jika harga turun di bawah level support pada US$43.000.

Sebelumnya, trader Tokocrypto, Afid Sugiono, berpendapat bahwa saat ini pasar kripto sedang mendapatkan banyak sentimen positif sehingga terjadi pemulihan. Banyak investor kawakan yang melakukan aksi akumulasi sejak pertengahan pekan lalu.

"Selain itu, aksi beli juga didukung oleh kabar positif mengenai adopsi kripto dari Rusia. Duma Negara, yaitu Majelis Rendah Parlemen Rusia, mengatakan bahwa negaranya siap menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin untuk transaksi minyak dunia dan sumber daya alam lainnya. Hal ini tentu disambut positif oleh pasar," kata Afid, Jumat (25/3).

Meski begitu, pasar kripto masih dibayangi oleh kebijakan parlemen Uni Eropa soal undang-undang aset digital Markets in Crypto Assets (MiCA). Dalam draf tersebut, salah satu aturan yang diusulkan adalah soal pelarangan aset kripto terutama dengan mekanisme proof-of-work/PoW—seperti pada Bitcoin dan Ethereum. Mekanisme tersebut dikritik karena menggunakan energi yang intensif.

Namun, menurut laman cryptopotato, Minggu (27/3), Uni Eropa telah membatalkan pengajuan klausul pelarangan kripto dengan proof-of-work dalam draf undang-undang tersebut.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya