Cara Menghitung Harga Wajar Saham untuk Calon Investor

Perlu untuk diketahui agar dapat berinvestasi dengan aman

Cara Menghitung Harga Wajar Saham untuk Calon Investor
ilustrasi investor (unsplash.com/Sortter)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Cara menghitung harga wajar saham adalah hal penting yang perlu dipahami dan dilakukan oleh para calon investor.

Mengetahui harga wajar saham menjadi penting karena investor juga perlu mengetahui apakah emiten saham ini undervalued yang artinya nilai emiten saham lebih murah dibanding yang lainnya.

Selain itu, menghitung harga wajar saham bisa juga digunakan sebagai instrumen untuk menilai apakah emiten saham ini overvalued yang berarti nilai emiten saham tersebut terlalu mahal.

Nantinya, perhitungan tersebut menjadi salah satu penentu bagi Anda untuk membeli saham atau tidak.

Setidaknya, ada tujuh cara menghitung harga wajar saham yang perlu Anda ketahui. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

1. Cara menghitung harga wajar saham dengan Earning per Share

ilustrasi pergerakan saham (unsplash.com/Tech Daily)

Menghitung EPS memungkinkan Anda untuk mengetahui prospek pendapatan tahun ke tahun dari suatu perusahaan.

Perhitungan EPS bisa Anda lakukan dengan menghitung pendapatan bersih perusahaan dalam periode satu tahun dikurangi saham preferen.

Setelah mendapatkan nilainya, Anda bisa membagi hasil tersebut dengan jumlah saham yang beredar saat akhir periode.

Nilai EPS yang besar menandakan nilai saham perusahaan tersebut termasuk baik.

Rumusnya adalah: Earning per Share (EPS) = (Laba bersih – Dividen preferen) / Jumlah saham yang beredar pada akhir periode.

2. Price to Earning Ratio (PER)

ilustrasi pasar saham (unsplash.com/tech daily)

Perhitungan PER akan membantu Anda dalam memahami prospek saham dari suatu perusahaan. Lalu, bagaimana cara menghitung PER ini?

Hasil dari PER atau Price to Earning Ratio bisa diketahui dengan membandingkan harga saham serta laba per saham (Earning per Share).

Rumus menghitungnya adalah Price to Earning Ratio (PER) = Harga saham / Laba per saham (EPS).

Jangan lupa untuk membandingkan PER dari tiap industri yang sama di dalam sektor tersebut.

Misalnya, jika ingin membeli saham perusahaan pangan, Anda bisa membandingkan hasil PER satu industri di sektor tersebut dengan industri lain di sektor pangan.

Selain melihat prospek saham, ini dilakukan agar Anda tahu rata-rata harga saham di industri-industri pada suatu sektor.

3. Price to Book Value (PBV)

ilustrasi trading (unsplash.com/Austin Distel)

Mengetahui wajar tidaknya saham pilihan Anda adalah dengan menghitung Price to Book Value atau PBV.

Menentukan mahal tidaknya harga saham dengan PBV juga cukup mudah. Anda hanya perlu membagi harga saham dengan nilai buku per lembar saham.

Nilai PBV yang lebih dari 1 bisa dianggap mahal. Namun, Anda tidak perlu terburu-buru dalam menilai mahal tidaknya saham tersebut.

Seperti PER, Anda setidaknya harus membandingkan nilai PBV industri satu dengan yang lain di sektor yang sama.

Jika hasilnya tidak jauh, harga saham tersebut tentunya wajar. Untuk menghitung PBV, Anda bisa menggunakan rumus:

Price to Book Value (PBV) = Harga saham / Nilai buku per lembar saham.

4. Price Earnings to Growth Ratio (PEG)

ilustrasi pergerakan saham (unsplash.com/Marga Santoso)

Pantasnya suatu harga saham atau tidak bisa Anda ukur dengan menghitung PER yang dibagi dengan rasio pertumbuhan pendapatan dalam periode tertentu.

PEG ratio biasanya digunakan sebagai penentu harga saham sembari memperhitungkan pertumbuhan pendapatan yang diharapkan perusahaan, dan dianggap memberikan gambaran yang lebih lengkap daripada rasio PER yang lebih standar.

Rumusnya adalah PEG Ratio = PER / EPS Growth.

5. Cara menghitung harga wajar saham dengan Return on Equity (ROE)

ilustrasi investor saham gorengan (unsplash.com/chris liverani)

Memperkirakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari nilai investasi saham dapat Anda lakukan dengan menghitung ROE.

Saham dengan ROE tinggi menunjukkan bahwa suatu perusahaan dapat mengelola tambahan modal.

Keuntungan yang akan Anda dapatkan tentu sepadan dengan harga saham tersebut. Untuk mengetahui nilai ROE suatu emiten saham, silakan gunakan rumus:

Return on Equity (ROE) = Laba bersih setelah dikurang pajak / Total ekuitas.

6. Dividend Yield (DY)

ilustrasi investasi saham gorengan (unsplash.com/joshua mayo)

Melalui besar kecilnya dividen yang dibagikan oleh perusahaan menjadi cara lain menghitung harga wajar saham.

Semakin besar nilai dividen per lembar saham, artinya perusahaan tersebut dalam kondisi yang prima.

Untuk mengetahui hasil dari dividend yield, Anda bisa menerapkan rumus di bawah ini:

Dividend Yield (DY) = Dividen per lembar saham / Harga per lembar saham.

7. Debt to Equity Ratio (DER)

ilustrasi orang berinvestasi (unsplash.com/joshua mayo)

Menghitung harga saham melalui jumlah hutang yang dimiliki perusahaan tersebut bisa menjadi salah satu alternatif cara menghitung harga wajar saham.

Perusahaan sehat adalah yang jumlah hutangnya lebih kecil dibandingkan modal bersihnya. Semakin besar nilai DER, perusahaan tersebut mungkin memiliki risiko keuangan yang cukup berpengaruh.

Untuk menentukan nilai DER, Anda bisa menggunakan rumus:

Debt to Equity Ratio (DER) = Total kewajiban (utang) / Kekayaan bersih (modal).

Selain dengan menghitung harganya, Anda juga bisa melihat laporan keuangan, grafik performa saham, dan mengetahui isu terkini mengenai perusahaan tersebut sebagai parameter lain untuk menentukan ke mana uang akan diinvestasikan. Semoga bermanfaat.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya