Emas Pecah Rekor Jadi US$2.942, Simak Analisis Tren Mendatang

Aksi profit-taking membuat emas sempat turun harga.

Emas Pecah Rekor Jadi US$2.942, Simak Analisis Tren Mendatang
ilustrasi emas (unsplash/rc.xyz nft gallery)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Harga emas internasional mencapai rekor tertinggi US$2.942 per troy ounce pada 11/2, turun sedikit namun tetap kuat.
  • Kekhawatiran seputar kebijakan Trump dan perang dagang AS-Cina memicu permintaan safe haven emas, didukung oleh program investasi Cina senilai US$27 miliar.
  • Penguatan harga emas disebabkan oleh perang dagang AS-Cina, sanksi ekonomi AS kepada Iran, dan proyeksi harga emas mencapai US$3.250-3.500 per troy ounce pada 2025.

Jakarta, FORTUNE - Harga Emas internasional kian melambung dan bahkan sempat menyentuh rekor terbarunya pada level US$2.942 per troy ounce, Selasa (11/2). Kendati demikian, harganya sedikit turun pada hari ini, namun masih dalam zona penguatan.

Analis Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong, mengatakan kekhawatiran seputar kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump—terutama mengenai tarif—bisa menyebabkan kemerosotan perekonomian global dan perang dagang, sehingga memicu permintaan safe haven emas.

"Selain itu harga emas juga didukung oleh berita bahwa program pemerintah Cina yang membolehkan perusahaan asuransi untuk mengalokasikan investasi ke emas yang diperkirakan senilai hingga US$27 miliar dolar," ujar Lukman kepada Fortune Indonesia, Selasa (11/2). 

Pengamat Komoditas dan Forex, Ibrahim Assuaibi, menambahkan penyebab penguatan harga emas adalah perang dagang antara AS dan Cina. Kemudian, ada satu faktor tambahan, yakni ketika Trump menyatakan akan memungut tarif 25 persen terhadap komoditas baja dan alumunium.

"Kemudian AS juga melakukan sanksi ekonomi kepada Iran mengenai masalah minyak, sehingga ini akan membuat perpolitikan di Timur Tengah kembali memanas," kata Ibrahim kepada Fortune Indonesia, Selasa (11/2).

Kendati harga emas berhasil menorehkan rekor baru, Lukman mengingatkan penguatan signifikan harga emas juga berisiko mengalami koreksi besar. Namun, ia menilai tren kenaikan harga emas masih berada pada jalurnya. 

Per hari ini, Rabu (12/2), pukul 06.30 WIB, Reuters melaporkan bahwa harga emas diperdagangkan pada level US$2.897 per troy ounce, sedikit melemah sebesar 0,03 persen dalam sehari. Reuters menyebutkan pelemahan tersebut disebabkan oleh aksi ambil untung dari investor. 

Di sisi lain, faktor pendorong penguatan harga emas ke depan adalah permintaan dari bank sentral dan institusi. Permintaan emas pada 2024 diperkirakan mencapai 4.974 ton, meningkat dibandingkan dengan 4.899 ton pada 2023. Bank sentral, sektor investasi, dan ritel diprediksi masih akan mendominasi permintaan tersebut.

Lukman juga memproyeksikan bahwa pada paruh pertama 2025, harga emas bisa mencapai US$3.250 per troy ounce. Sementara itu, Ibrahim memandang harga emas berpotensi melampaui US$3.000 hingga US$3.500, dipicu oleh ketegangan dalam perang dagang yang mendorong investor kembali memilih emas sebagai investasi aman.

Related Topics

EmasATH

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Perkuat Kualitas Calon Emiten IPO, OJK Siapkan Sejumlah Langkah Ini
Merger Honda-Nissan Tertunda, Mimpi Raksasa Baru Mobil Jepang Kandas ?
BPS: Produksi Beras Januari–Maret 2025 Bisa Capai 8,67 Ton
10 Tren Bisnis 2025 yang Menguntungkan dan Potensial
Main Saham Halal atau Haram? Ini Menurut Fatwa MUI
19 Perusahaan dalam Pipeline IPO, 18 di Antaranya Beraset Jumbo