Analis: Harga Emas Diprediksi Turun, Efek Hasil Laporan Inflasi AS

Inflasi dianggap lebih rendah dari ekspektasi.

Analis: Harga Emas Diprediksi Turun, Efek Hasil Laporan Inflasi AS
Ilustrasi emas batangan (Unsplash/@zlataky)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Hari ini, pasar Emas menghadapi tantangan baru setelah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Andrew Fischer, selaku analis dari Dupoin Indonesia, menyatakan bahwa harga emas berpotensi besar untuk terus menurun. Analisis Fischer ini didasarkan pada beberapa faktor ekonomi global yang memengaruhi pergerakan emas di pasar internasional.

Salah satu alasan utama yang disebutkan oleh Fischer adalah pengaruh dari laporan inflasi terbaru yang lebih rendah dari ekspektasi. Inflasi yang lebih rendah ini biasanya dianggap positif bagi emas, karena logam mulia ini sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Namun, kali ini, reaksi pasar berbeda.

Menurut Fischer, para investor tampaknya telah memindahkan fokus mereka dari emas ke aset lain. Hal ini terjadi karena emas sudah mencapai harga tertinggi sebelumnya yang sama, sehingga daya tariknya sebagai investasi mulai berkurang. Fischer menjelaskan bahwa emas tidak lagi menunjukkan kekuatan untuk melanjutkan kenaikan harga, yang mengindikasikan adanya potensi penurunan yang lebih lanjut.

Fischer menekankan bahwa arah tren harga emas telah berubah dari tren kenaikan menjadi tren penurunan. "Setelah mencapai puncaknya, harga emas cenderung mengalami koreksi yang cukup signifikan," kata Fischer, Kamis (15/8). Dalam beberapa sesi perdagangan terakhir, harga emas mulai kehilangan momentum, dan ini merupakan tanda-tanda awal dari tren penurunan yang lebih dalam.

Menurut Fischer, setelah fase konsolidasi yang terjadi, harga emas berpotensi melanjutkan penurunan yang signifikan. Investor di pasar emas harus waspada terhadap perubahan ini, karena bisa jadi harga akan turun lebih jauh sebelum menemukan level support baru.

Selain analisis Fischer, pergerakan harga emas juga dipengaruhi oleh perkembangan harga minyak dan data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat. Pada hari Kamis (15/8), harga emas (XAU/USD) mengalami kenaikan tipis mendekati $2.450, setelah mengalami penurunan selama dua hari berturut-turut. Faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah pelemahan Dolar AS, yang memberikan sedikit dukungan bagi emas.

Namun, pelemahan Dolar AS ini mungkin hanya bersifat sementara, karena para investor sedang menunggu rilis data ekonomi penting dari AS, seperti Penjualan Ritel, Klaim Tunjangan Pengangguran Awal mingguan, dan Indeks Manufaktur The Fed Philadelphia. Fischer menilai bahwa data ini bisa memberikan lebih banyak petunjuk mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) ke depan.

Inflasi di AS yang lebih rendah dari perkiraan juga telah memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed. Menurut data terbaru, ada kemungkinan sebesar 41% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September, turun dari 50% sebelum rilis data inflasi. Fischer melihat bahwa ekspektasi ini bisa mengurangi momentum pasar emas, karena penurunan suku bunga biasanya akan mendorong investor untuk beralih ke aset-aset lain yang lebih berisiko.

Namun demikian, pejabat The Fed masih bersikap hati-hati dalam memberikan komitmen terkait jadwal dan laju penurunan suku bunga. Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, menyatakan bahwa ia ingin melihat lebih banyak bukti sebelum mendukung penurunan suku bunga. Ketidakpastian ini menambah tekanan pada harga emas, yang kemungkinan besar akan terus mengalami penurunan dalam waktu dekat.

Secara keseluruhan, analisis Andrew Fischer dari menunjukkan bahwa, harga emas hari ini cenderung akan menurun. Perubahan tren dari kenaikan ke penurunan, pergeseran fokus investor ke aset lain, serta ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter The Fed menjadi faktor-faktor utama yang memengaruhi prediksi ini. Meskipun ada kenaikan sementara yang dipicu oleh pelemahan Dolar AS, tekanan untuk penurunan harga emas masih kuat, sehingga investor harus bersiap menghadapi kemungkinan penurunan harga yang signifikan dalam beberapa hari ke depan.

Related Topics

EmasHarga Emas

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

Cara Memaksimalkan Diskon PLN 50% Token Listrik Semua Daya
8 Perusahaan Siap IPO Januari 2025, Intip Harga Sahamnya
10 Perusahaan Teknologi Terbesar Dunia, Apa Saja?
11 Brand Indonesia yang Sering Dikira dari Luar Negeri
Cara Pinjam Uang di DANA Premium, Alternatif Dana Cepat!
Inflasi 2024 Terendah Sepanjang Sejarah, Ini Penyebabnya