Jakarta, FORTUNE - Harga Emas hari ini diprediksi akan melanjutkan tren kenaikannya, meskipun ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan bagi para pelaku pasar. Menurut analis Dupoin Indonesia, Andrew Fischer, harga emas cenderung menunjukkan potensi untuk terus naik setelah mengalami fase penurunan yang sebelumnya sudah diprediksi. Momentum pembalikan yang terjadi pasca penurunan tersebut dianggapnya mencerminkan tingginya minat pasar terhadap logam mulia.
Fischer mencatat bahwa, setelah penurunan harga emas yang terjadi, pasar telah mengalami pembalikan (reversal) yang signifikan. “Reversal ini menandakan adanya kekuatan beli yang cukup besar, yang pada akhirnya mendorong harga emas naik,” katanya dalam rilis, Jumat (16/8).
Namun, Fischer juga memberikan catatan penting mengenai potensi kenaikan ini. Meskipun tren saat ini mendukung kenaikan harga emas, Fischer memperingatkan bahwa kenaikan tersebut kemungkinan akan terbatas. Oleh karena itu, para investor harus berhati-hati dalam menetapkan target profit mereka. Kenaikan yang terbatas ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor eksternal, seperti perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral di berbagai negara.
Prediksi yang diberikan oleh Fischer ini tidak hanya berdasarkan sentimen pasar semata, tetapi juga didukung oleh analisis teknikal yang kuat. Analisis trendline menunjukkan adanya support yang kuat di level harga tertentu, yang menjadi dasar bagi perkiraan bahwa harga emas akan terus naik. Selain itu, analisis candlestick juga memberikan sinyal bullish yang konsisten, yang memperkuat prediksi bahwa harga emas masih memiliki ruang untuk naik dalam waktu dekat.
Prediksi ini semakin relevan dengan perkembangan data ekonomi terbaru. Harga emas (XAU/USD) memangkas kenaikan intraday-nya setelah sempat naik ke dekat $2.470 pada sesi perdagangan Amerika Utara hari Kamis (15/8). Logam mulia ini menghadapi tekanan setelah Biro Sensus Amerika Serikat melaporkan bahwa penjualan ritel bulanan tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada bulan Juli. Data ini, yang menunjukkan kenaikan 1% dibandingkan ekspektasi 0,3%, menjadi indikator kuat bahwa belanja konsumen masih kuat, meskipun terdapat revisi penurunan untuk bulan sebelumnya.
Kuatnya penjualan ritel ini menimbulkan spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin akan mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan September mendatang. Namun, meskipun ada spekulasi tersebut, pertumbuhan penjualan ritel yang kuat juga telah memicu pemulihan tajam dalam nilai tukar Dolar AS (USD) dan imbal hasil obligasi. Penguatan USD ini, dalam jangka pendek, bisa memberikan tekanan pada harga emas karena emas menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Secara keseluruhan, prediksi harga emas hari ini berdasarkan analisis Dupoin, Andrew Fischer mengindikasikan adanya peluang kenaikan lebih lanjut, meskipun dengan potensi yang terbatas. Para investor disarankan untuk tetap waspada terhadap perkembangan data ekonomi dan kebijakan moneter, yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas dalam beberapa hari ke depan. Dengan dukungan analisis teknikal dan fundamental, harga emas diharapkan tetap menarik bagi para pelaku pasar yang mencari aset safe haven di tengah ketidakpastian global.