Jakarta, FORTUNE – Ekspor rumput laut Indonesia masih mencatatkan kinerja positif secara kumulatif selama periode Januari hingga Oktober 2021.
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan Indonesia Eximbank Institute (IEB) Institute, nilai ekspor rumput laut selama periode Januari hingga Oktober 2021 mencapai US$177,99 juta atau setara Rp2,52 triliun. Nilai tersebut masih tumbuh 20,42 persen secara year-on-year (yoy).
Kepala Divisi IEB Institute LPEI, Rini Satriani mengatakan, kenaikan ini diharapkan terus menguat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat.
"Rumput laut sebagai salah satu bahan baku makanan olahan dan farmasi diprediksi masih tetap memiliki permintaan yang tinggi," kata Rini melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin (28/12).
Ekspor rumput laut Indonesia terbesar kedua di dunia
Dirinya bahkan menyatakan, meskipun kinerja ekspor pada tahun 2020 sempat mengalami penurunan, namun Indonesia mampu menempati peringkat kedua sebagai negara eksportir rumput laut terbesar di dunia yang berdaya saing baik.
Rini menjelaskan, pertumbuhan nilai ekspor secara kumulatif tersebut juga diikuti oleh pertumbuhan di sisi volume ekspor sebesar 11,68 persen year-on-year (yoy) menjadi 159,59 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar 142,90 ribu ton.
Adapun jenis rumput laut Indonesia yang dikenal baik di pasar global adalah Eucheuma Cottonii yang memiliki porsi sebesar 71,59 persen dari total ekspor produk rumput laut Indonesia di tahun 2020. Jenis rumput laut ini dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karagenan.
Sementara, jenis rumput laut Gracilaria sp. menjadi produk ekspor rumput laut terbesar kedua dengan porsi 11,89 persen yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan agar-agar.
Ini negara tujuan ekspor rumput laut RI
Rini menambahkan, peningkatan ini terjadi karena naiknya permintaan dari mitra dagang utama Indonesia yaitu Tiongkok.
Dirinya menjelaskan, tujuan ekspor rumput laut Indonesia pada tahun 2020 didominasi ke negara Tiongkok dengan porsi terbesar di 82,36 persen, lalu diikuti Korea Selatan 5,25 persen, Chile 3,20 persen, Vietnam 2,09 persen dan Perancis di 1,97 persen.
Melihat tren positif dari kinerja ekspor serta potensi yang luar biasa, Indonesia perlu mengoptimalkan kapasitas produksi komoditas rumput laut ini.
Sulawesi Selatan jadi penyumbang ekspor terbesar
Rini menambahkan, Sulawesi Selatan merupakan wilayah asal ekspor rumput laut terbesar Indonesia dengan kontribusi sekitar 47,95 persen dari total ekspor rumput laut Indonesia. "Setelah itu diikuti oleh Jawa Timur dengan konstribusi sekitar 26,60 persen," tambah Rini.
Oleh karena itu, melalui Program Jasa Konsultasi, LPEI meluncurkan program Desa Devisa berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas atau community development bagi wilayah yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor.