Jakarta, FORTUNE - PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) mencatatkan laba bersih senilai Rp105,23 miliar pada kuartal I-2022 atau mengalami penurunan sebesar 33,7 persen bila dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun 2021 lalu. Meski demikian, perusahaan dengan kode saham (PRDA) masih menghasilkan performa yang sangat baik dari sejumlah lini kinerja keuangan.
Performa tersebut didukung oleh tingginya angka penjualan sebesar Rp556,07 miliar dan laba usaha sebesar Rp125,29 miliar.
Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty menilai pencapaian tersebut merupakan prestasi yang baik di awal tahun 2022 mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang masih berjalan.
“Kinerja yang baik ini akan terus kami tingkatkan. Kami berharap bahwa konsistensi dan inovasi yang berkesinambungan dapat menjaga serta meningkatkan kinerja Prodia sebagai layanan Kesehatan,” kata Dewi melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (13/5).
Beban usaha mencapai Rp207,34 miliar
Tingginya angka penjualan dan menurunnya angka beban pokok menghasilkan laba kotor Perseroan yang baik sebesar Rp332,36 miliar.
Tercatat, beban usaha Perseroan pada kuartal I-2022 mengalami kenaikan menjadi Rp207,34 miliar sehingga angka laba usaha Perseroan tercatat sebesar Rp125,29 miliar. Adapun beban pajak penghasilan mengalami penurunan menjadi Rp27,49 miliar.
Total aset prodia Rp2,83 triliun
Di kuartal I/2022, Prodia juga berhasil mencatatkan peningkatan pada laporan posisi total aset lancar sebesar 5,9 persen (ytd) dari Rp1,77 triliun di akhir tahun lalu menjadi Rp1,87 triliun di kuartal I-2022. Total aset lancar juga mengalami kenaikan menjadi Rp960,29 miliar dari Rp949,51 miliar. Sehingga terjadi kenaikan 4,3 persen (ytd) pada total aset Perseroan sebesar dari Rp2,72 triliun menjadi Rp2,83 triliun.
Selain itu, total liabilitas Perseroan tercatat mengalami kenaikan dari Rp466,27 miliar pada akhir tahun lalu menjadi sebesar Rp 483,56 miliar di kuartal I-2022. Total ekuitas Perseroan tercatat juga mengalami peningkatan sebesar 4,4 persen (ytd) menjadi Rp 2,35 triliun di kuartal I/2022 dari Rp2,25 triliun. Sehingga, total liabilitas dan ekuitas Perseroan naik menjadi Rp 2,83 triliun atau sebesar 4,3 persen.