Jakarta, FORTUNE - Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) diperkirakan belum akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Kondisi itu mempengaruhi pergerakan Nilai Tukar Rupiah yang mengalami pelemahan.
Hal itu diungkapkan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam analisanya. Ia mengatakan, kondisi eksternal itu mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa hari ke depan.
"Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa meskipun bank sentral telah membuat kemajuan dalam menurunkan inflasi, dia masih belum siap untuk menyerukan penurunan suku bunga," ucap Ibrahim melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (16/2).
Rupiah ditutup melemah tipis di Rp15.623/US$
Pada sore hari ini (16/2) nilai tukar rupiah tercatat ditutup pada level Rp15.623/US$. Mata uang Garuda ini melemah tipis 1 poin atau minus 0,01 persen dari perdagangan sebelumnya.
Menurutnya, faktor perekonomian AS, inflasi, hingga pasar tenaga kerja masih kuat menjadi penyebab The Fed tidak mau buru-buru menurunkan suku bunga acuan.
Sementara itu, dari faktor dalam negeri, surplusnya neraca perdagangan belum bisa mendorong penguatan rupiah. Seperti diketahui,Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2024 mencatatkan surplus sebesar US$2,02 miliar selama 45 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Meski demikian, surplus neraca perdagangan ini lebih rendah US$1,27 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.