Harga Emas Kembali Naik, Ini 3 Sentimen Pendorongnya

Di dalam negeri, harga emas Antam naik Rp7.000 per gram.

Harga Emas Kembali Naik, Ini 3 Sentimen Pendorongnya
Emas ANTAM. ijp2726/Shutterstock
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Setelah sempat tergelincir, harga emas kembali stabil di pasar Asia, Kamis (17/2). Komoditas emas sempat hampir mendekati titik tertinggi dalam delapan bulan yang dicapai pada awal pekan.

Harga emas spot terpantau menguat tipis 0,40 persen ke level US$1.877,09 per troi ons pada 13.20 WIB. Sebelumnya, harga emas spot parkir di level US$1.869 per troi ons di perdagangan kemarin (16/2).

Berdasarkan data Investing.com, harga emas berjangka kontrak April 2022 juga mengalami penguatan 0,42 persen ke level US$1.879,40 per troi ons pada pukul 13.22 WIB.

Sementara di dalam negeri, harga emas Antam naik Rp7.000 ke Rp953.000 per gram dibandingkan sebelumnya yang ada di kisaran Rp946.000 per gram. Sedangkan untuk pembelian kembali (buy back), harga emas tercatat Rp857.000 per gram yang juga naik Rp7.000 dibanding sebelumnya. Lantas, apa saja faktor penyebab harga emas naik hari ini? 

Ketegangan geopolitik Rusia dan NATO

Menurut Pengamat Komoditas dari Monex Investindo, Ariston Tjendra, ketegangan geopolitik Rusia dan NATO yang belum berakhir masih memicu kenaikan harga emas. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyebut, Rusia tak mengurangi tetapi menambah personel pasukan di perbatasan Ukraina.

“Ancaman perang masih belum hilang," kata Ariston kepada Fortune Indonesia, Kamis (17/2).

Sehari sebelumnya, pengumuman penarikan pasukan Rusia oleh pemerintah setempat sempat membuat harga emas mulai melorot.

Karena sentimen ini, harga emas bahkan diprediksi bergerak menuju US$1.880 selama support bertahan di kisaran US$1.850. Jika terjadi penembusan ke bawah support itu, maka ada risiko harga turun ke kisaran US$1.840.

Hasil rapat The Fed

Bank Sentral AS telah mengumumkan hasil rapat pada Januari 2022, dengan kesimpulan: The Fed akan mulai menaikkan tingkat suku bunga. Namun, sang bank sentral mempertahankan fleksibilitas tentang nominal peningkatan suku bunga acuan pada Maret 2022.

Pengumuman itu tak mengejutkan pelaku pasar, sebab tak ada pernyataan baru mengenai agresivitas The Fed.

“Sehingga walaupun notula menunjukkan The Fed bersiap mengambil langkah agresif untuk menanggulangi inflasi AS, harga emas tak tertekan turun,” jelas Ariston kepada Fortune Indonesia, Kamis (17/2).

Rilis data ekonomi AS malam ini

Malam ini, data ekonom AS yang akan meluncur berpotensi menjadi penyokong harga emas spot. Itu terdiri dari data klaim tunjangan pengangguran mingguan, ditambah data survei aktivitas manufaktur di area Philadelphia, AS.

Data ketenagakerjaan merupakan salah satu yang mendasari sikap The Fed terkait kebijakan moneter. Sebagai catatan, data pekerjaan baru di AS meningkat 500 ribu pada Januari walau Omicron masih merebak—membuat upah mengalami kenaikkan.

“Data yang lebih bagus dari ekspektasi mungkin bisa menekan harga emas dan sebaliknya,” ujar Ariston menambahkan. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya