35 Calon Emiten Antre IPO, Mayoritas Sektor Consumer

Ini data per 21 Juni 2024.

35 Calon Emiten Antre IPO, Mayoritas Sektor Consumer
Ilustrasi IPO. (Flickr)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • 35 perusahaan tengah mengantre untuk mencatatkan IPO di BEI.
  • Mayoritas calon emiten berasal dari sektor consumer non-cyclicals, industri, dan teknologi.
  • Hingga Juni 2024, sudah ada 25 emiten debut saham di BEI dengan total dana Rp3,95 triliun.
  • Ada 47 emisi dari 31 penerbit EBUS dengan dana Rp50,3 triliun.
  • Masih ada 46 emisi dari 34 penerbit EBUS yang berada dalam pipeline untuk sektor keuangan dan infrastruktur.
  • 24 emiten menunggu giliran untuk rights issue dengan total nilai Rp30,71 triliun.

Jakarta, FORTUNE - Masih ada 35 perusahaan yang mengantre untuk mencatatkan saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Penilaian Bursa BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, dari segi klasifikasi aset, perusahaan dengan aset skala menengah (antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar) mendominasi antrean IPO saham hingga 21 Juni 2024. 

"Lalu ada 8 perusahaan aset skala besar atau di atas Rp250 miliar dan 6 perusahaan aset skala kecil atau di bawah Rp50 miliar," katanya dalam keterangan resmi kepada pers, dikutip Senin (24/6).

Adapun, mayoritas (33,3 persen) calon emiten itu merupakan perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals. Disusul oleh sektor perindustrian dan teknologi, dengan persentase jumlah calon emiten masing-masing 12,1 persen. 

Berikut ini perincian daftar sektor calon emiten yang tengah bersiap melantai di BEI:

  • 11 perusahaan sektor consumer non-cyclicals.
  • 4 perusahaan sektor perindustrian.
  • 4 perusahaan sektor teknologi.
  • 3 perusahaan sektor kesehatan.
  • 3 perusahaan sektor consumer cyclicals.
  • 2 perusahaan sektor transportasi dan logistik.
  • 2 perusahaan sektor properti dan real estate.
  • 2 perusahaan sektor energi.
  • 2 perusahaan sektor basic materials.
  • 1 perusahaan sektor keuangan.
  • 1 perusahaan sektor infrastruktur.

Hingga 21 Juni 2024, terdapat 25 emiten yang telah debut saham di BEI. Total dana yang mereka himpun mencapai Rp3,95 triliun.

Antrean pencatatan obligasi dan aksi rights issue

Pada saat yang sama, BEI mencatat, sudah ada 47 emisi dari 31 penerbit EBUS, dengan jumlah dana dihimpun Rp50,3 triliun.

Lebih lanjut, masih ada 46 emisi dari 34 penerbit EBUS yang berada dalam pipeline, dengan detail sebagai berikut:

  • 16 perusahaan sektor keuangan.
  • 6 perusahaan sektor infrastruktur.
  • 3 perusahaan sektor basic materials.
  • 3 perusahaan sektor consumer cyclicals.
  • 2 perusahaan sektor consumer non-cyclicals.
  • 2 perusahaan sektor perindustrian.
  • 1 perusahaan sektor teknologi.
  • 1 perusahaan sektor energi.

Selain itu, ada pula 24 emiten yang tengah menunggu giliran untuk menggelar rights issue, yang terdiri dari:

  • 8 perusahaan sektor consumer cyclicals.
  • 5 perusahaan sektor keuangan.
  • 4 perusahaan sektor consumer non-cyclicals.
  • 4 perusahaan sektor energi.
  • 1 perusahaan sektor transportasi dan logistik.
  • 1 perusahaan sektor infrastruktur.
  • 1 perusahaan sektor basic materials.

Sebelumnya, hingga 21 Juni 2024, ada 10 emiten yang sudah melakukan aksi rights issue dengan total nilai Rp30,71 triliun.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

7 CEO dengan Gaji Tertinggi di Dunia
Grup Astra Sebar Dividen Interim, Ini Jadwal ASII, AALI, dan UNTR
6 Multifinance Lokal dicaplok Asing, Ini Negara Peminatnya
Mengenal Aplikasi Temu yang Bakal Diblokir Kominfo
Aksi Beli Prajogo Pangestu atas BREN Saat Pemeriksaan OJK
Arsjad Rasjid Dijanjikan Posisi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin