Ada Sentimen Ekonomi-Kesehatan, IHSG Diramal Naik Terbatas

Pekan ini ada berbagai sentimen yang pengaruhi IHSG.

Ada Sentimen Ekonomi-Kesehatan, IHSG Diramal Naik Terbatas
Ilustrasi IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • IHSG diprediksi menguat terbatas setelah ditutup naik 0,10 persen ke level 7.100,86 pada Selasa (5/12).
  • CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, menyoroti masa pembagian dividen dari emiten sebagai penopang pergerakan IHSG.
  • Pekan ini pasar akan beroleh sentimen dari data cadangan devisa Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen, dan non-farm payroll.

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diprediksi menguat terbatas, Rabu (6/12), setelah ditutup naik 0,10 persen ke level 7.100,86, Selasa (5/12).

Menurut CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, pola gerak IHSG saat ini masih bergerak di rentang sideways yang relatif wajar dengan pola tekanan terbatas. Ia pun belum melihat adanya peluang kenaikan indeks signifikan.

"Masa-masa pembagian dividen dari emiten masih menjadi penopang pergerakan IHSG hingga saat ini, sehingga momentum koreksi masih bisa investor manfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian," kata William dalam riset hariann. 

William memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di level support 6.954 dan resisten di 7.123. Saham-saham pilihannya hari ini, di antaranya INDF, JSMR, BBNI, BSDE, TBIG, AKRA, dan KLBF.

Sementara itu, Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT), Angga Septianus menambahkan, pekan ini pasar akan beroleh sentimen dari data cadangan devisa Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen, dan non-farm payroll.

"Cadangan devisa diprediksi meningkat, begitu juga dengan non-farm payroll yang berarti lapangan kerja tercipta lebih banyak dibandingkan bulan sebelumnya," jelas Angga kepada Fortune Indonesia.

Berdasarkan sentimen-sentimen tersebut, Indo Premier Sekuritas menyoroti tiga saham sepanjang perdagangan pekan ini, yaitu: PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Jago Tbk (ARTO), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Sentimen kasus bakteri pneumonia jadi katalis positif bagi sektor kesehatan

Pria melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (24/6/2022). Pada penutupan perdagangan akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 44,67 poin atau 0,64 persen ke 7.042,93. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho)

Selain sentimen-sentimen tersebut, penemuan kasus bakteri penyebab pneumonia di Indonesia pada Selasa (5/12) juga menjadi sentimen utama.

"Hal ini memicu rebound pada emiten sektor kesehatan pada perdagangan Selasa. Katalis positif ini diperkirakan akan memengaruhi sektor kesehatan secara jangka pandek," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas.

Ekspektasi pasar bahwa The Fed dan Bank Sentral Eropa akan menahan suku bunga pada Desember 2023 juga diramal akan berdampak pada pasar. Hipotesis itu membangun keyakinan bahwa BI pun akan mengambil langkah serupa.

Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG cenderung sideways di area pivot 7.100. Secara teknikal, Stohastic RSI mengindikasikan sinyal death cross di area overbought.

IHSG diprrediksi menguji area support 7.020-7.050 pada Rabu ini. Saham-saham pilihan Phintraco Sekuritas, yakni: SIDO, ISAT, INKP, INFD, BMTR, dan ASII.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi