Jakarta, FORTUNE - Perusahaan pengembang properti, PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) bersiap memulai masa penawaran umum perdana saham (IPO), setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi pernyataan efektif pada Selasa (15/2).
Proses pencatatan saham perdaba perusahaan ditargetkan bisa terealisasi akhir Februari 2022. “Kami memastikan saham IPO Adhi Properti akan diminati investor seiring fundamental bisnis kami yang positif dengan potensi yang akan terus bertumbuh,” ujar Direktur Utama ADCP, Rizkan Firman dalam keterangan resmi hari ini.
Mengacu pada prospektus, perusahaan akan melepas 2,22 miliar saham atau setara 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan nilai nominal Rp100 per lembar.
Dengan harga penawaran Rp130 per saham, ADCP akan mendulang dana sejumlah Rp288,88 miliar lewat pelaksanaan IPO.
Pemangkasan saham yang dilepas saat IPO
Adhi Properti diketahui memangkas jumlah saham yang ditawarkan ke publik. Pada mulanya, perseroan berencana melepas 8,01 miliar saham atau 28,6 persen dari total modal ditempatkan dan disetor pasca-IPO.
Namun, perusahaan beralaan penyesuaian jumlah itu merupakan strategi perseroan dalam memperkuat peluang bisnis. Apalagi, perseroan melihat pertumbuhan usahanya masih besar, mengingat sebagian besar propertinya sedang dikembangkan sehingga akhirnya berpeluang mengerek harga saham.
“Dengan begitu kami akan menjajaki skema pendanaan lain lewat aksi korporasi berikutnya, sejalan dengan perkembangan bisnis ke depan,” ujar Rizkan.
Terlebih, layanan LRT bakal mulai berjalan tahun ini sehingga proyek-proyek perseroan akan memperoleh nilai tambah dengan terintegrasinya bangunan properti dengan stasiun kereta tersebut.
Rencana penggunaan dana IPO
Perusahaan berencana mengalokasikan perolehan dana IPO untuk mendanai sejumlah ekspansi, seperti:
- Pengembangan proyek existing, Proyek Adhi City Sentul, Bogor (26 persen).
- Akuisisi atau pengembangan lahan baru di Cikunir, Bekasi yang memiliki luas 3,6 hektare milik PT Prakarsa Triotama Jaya (25 persen). Nantinya, tanah itu akan dipakai untuk mengembangkan proyek Mixed Use Development (Apartemen dan Komersial).
- Pembayaran kembali sebagian pokok obligasi Seri A (49 persen).