Akankah Pasar Bearish AS Pengaruhi IHSG Secara Signifikan?

Mirae Asset Sekuritas optimis IHSG tak akan merosot dalam.

Akankah Pasar Bearish AS Pengaruhi IHSG Secara Signifikan?
Ilustrasi resesi ekonomi global. (Pixabay/Elchinator)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kebijakan moneter menyeret Amerika Serikat (AS) mendekati resesi ekonomi pada 2023. Kondisi itu akhirnya memicu kondisi bearish di bursa setempat. Lantas, apakah hal tersebut akan berdampak terhadap pasar modal Indonesia?

IHSG sempat terkena imbas dari kejatuhan indeks ekuitas AS. Namun, Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia berpendapat, sentimen utama yang menekan IHSG selama masa bearish global adalah penurunan pendapatan indeks.

Ke depan,  Analis Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan pendapatan IHSG akan terus naik pada 2022 dan 2023, disokong oleh kondisi ekonomi nasional. Itu tercermin dalam perkiraan Bank Dunia terbaru, yang masing-masing diproyeksi naik 5,1 persen (YoY) dan 5,3 persen (YoY) pada 2022 dan 2023.

“Oleh karena itu, menurut kami, bear market AS saat ini harusnya tak menyeret IHSG,” jelas para Analis Mirae dalam riset, dikutip Selasa (26/7).

Revisi target sesuai skenario

ilustrasi investasi saham gorengan (unsplash.com/joshua mayo)

Mirae Asset Sekuritas Indonesia memangkas proyeksi target IHSG pada 2022 dari 8.000 ke 7.800 pada skenario bullish. Untuk skenario bearish, target IHSG 2022 masih dipertahankan di level 6.100.

Secara keseluruhan, Mirae Asset itu juga memangkas target IHSG hingga akhir 2022 menjadi 7.400, dari 7.600 dengan menerapkan target P/E IHSG lebih rendah guna memperhitungkan sejumlah penilaian yang lebih rendah akibat kenaikan suku bunga di berbagai negara.

Untuk sektor strategis, Mirae memilih sektor consumer non-cyclical, pertambangan batu bara, keuangan, dan industri. “Khusus untuk sektor keuangan, kami lebih memilih menunggu hingga kuartal IV 2022 sebelum mengakumulasi sektor itu,” tulis riset tersebut.

Sektor konsumen nirsiklikal dipilih karena harga komoditas—seperti gandum, gula, kopi, dan CPO—mulai normal sejak Juni 2022 sehingga dapat mengurangi biaya produksi para emiten di kuartal selanjutnya.

Sebelumnya, sampai Juni 2022, para emiten konsumen non-siklikal telah meningkatkan harga jual. Gabungan tingginya harga jual dan biaya produksi yang normal harusnya dapat membuat para emiten menikmati kenaikan margin keuntungan.

Adapun, Mirae Asset Sekuritas Indonesia baru menambahkan ICBP dan UNVR ke dalam stock picks bulan ini; menemani ITMG, ADRo, PTBA, UNTR, SMDR, dan INDF.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina