Jakarta, FORTUNE - Bursa Efek Indonesia telah memproyeksikan target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) senilai Rp12,25 triliun pada 2024, sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024.
Proyeksi itu didasari dengan asumsi total jumlah hari bursa sebanyak 239 hari. Didukung dengan jumlah penerbitan yang diproyeksi mencapai 230 efek.
Itu akan terdiri atas pencatatan saham, sukuk, obligasi, dan efek lain yang meliputi: ETF (exchange-traded fund), dana investasi real estate (DIRE), dana investasi infrastruktur (DINFRA), efek beragun aset (EBA), efek beragun aset syariah (EBA-S), efek beragun aset-surat partisipasi (EBA-SP), efek beragun aset-surat partisipasi syariah (EBA-SP Syariah), serta waran terstruktur.
Target itu harapannya bisa diraih lewat pelaksanaan kegiatan sosialisasi untuk perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat. Kini, itu dilakukan dengan kombinasi sosialisasi, pertemuan one-on-one, serta lokakarya. Bursa pun akan secara aktif menarik perusahaan tercatat baru dari sektor new economy, startup, dan energi baru terbarukan.
Memperhatikan seluruh target dan rencana kegiatan, BEI memproyeksikan:
- Total pendapatan usaha naik sebesar Rp153,38 miliar atau naik 11,86 persen menjadi Rp1,45 triliun di tahun 2024.
- Biaya usaha 2024 diproyeksikan naik Rp114,41 miliar atau 9,61 persen menjadi Rp1,31 triliun.
- Laba sebelum pajak menjadi Rp316,44 miliar. setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp57,0 miliar, maka perolehan laba bersih BEI pada tahun 2024 sebesar Rp259,44 miliar.
- Total aset BEI pada 2024 sebesar Rp6,56 triliun atau naik 6,52 persen dari RKAT 2023-Revisi.
- Saldo akhir kas dan setara sas (termasuk investasi jangka pendek) pada 2024 mencapai Rp3,12 triliun.
Rencana peluncuran instrumen single stock futures
Selain itu, BEI rencananya juga akan merilis kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) di kuartal pertama 2024. "Karena kami ingin ketika diluncurkan semua infrastrukturnya juga siap. Jadi artinya beberapa hal terkait dengan anggota bursa yang memiliki izin derivatifnya juga lebih banyak saat ini," kata Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam konferensi pers RUPSLB virtual, dikutip Jumat (27/10).
Untuk saat ini, anggota bursa yang mengantongi izin derivatif hanya satu. Harapannya, semakin meningkatnya anggota bursa dengan izin itu, maka semakin bervariasi pula produk derivatif. Adapun, SSF merupakan produk keuangan derivatif yang mana akan ada variabel dasarnya, seperti obligasi, saham, indeks obligasi, indeks saham, mata uang, dan sebagainya.
Lebih lanjut, menurut Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, setidaknya sekarang ada 5 sampai dengan 6 anggota di antrean atau pipeline sistem khusus transaksi derivatif.
"Yang mana sistem-sistem perdagangan ini kami sediakan untuk anggta bursa, untuk menjadi pilot project. Jadi ini gratis dari bursa," katanya.