Jakarta, FORTUNE - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berencana mempesiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara (PLTU) dan dieselnya pada bisnis pertambangan di bawah PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) menjadi blue energy sebelum penghujung 2025.
Saat ini, untuk mendukung operasional AMNT, perseroan butuh 165 mega watt listrik. Yang mana 120 mega watt berasal dari batu bara dan 45 mega watt dari diesel. Adapun, lokasi fasilitas tambangnya ada di Batu Hijau.
"Sekarang yang kami lakukan, diesel dan PLTU ini secara sukarela akan kami non-aktifkan sebelum akhir 2025," kata Direktur Medco Energi Internasional, Hilmi Panigoro di ICE BSD City, dikutip Kamis (13/7).
Guna menggantikan sumber energi itu, MEDC dan AMNT sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Siklus Gabungan Batu Hijau-1 (Proyek BHCCP-1) dengan kapasitas 450 mega watt. Pembangkit itu akan ditenagai oleh gas, matahari, dan angin. Konfigurasinya berupa dua blok yang meliputi tiga generator turbin gas, tiga generator uap pemulihan panas, dan satu turbin uap.
Amman Mineral sendiri telah bermitra dengan Jurong Engineering Limited (JEL) untuk pengadaan peralatan, serta PT Jurong Engineering Lestari (PT JEL) dalam perjanjian pengadanaan dan konstruksi lump sum turnke engineering.
Proyek energi baru dan terbarukan Grup Medco Internasional
Secara detail, Grup Medco juga sudah mulai menggarap deretan proyek EBT (energi baru dan terbarukan). Pertama, proyek geothermal di Blawan Ijen, Jawa Timur. Menurut Hilmi, total kapasitas listrik dari proyek itu adalah 110 mega watt.
"Tapi, kita lakukan pada tahap pertama 40 mega watt lebih dulu, itu yang sedang dikerjakan," katanya.
Kedua, ada juga pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Jumlah kapasitasnya adalah 50 mega watt, meliputi 25 mega watt di Bali Barat dan 25 mega watt lagi di Bali Timur.
Ketiga, dari sumber energi angin, perseroan memasang monitor untuk meninjau dan mempelajari kecepatan angin di Nusa Tenggara Barat. "Mudah-mudahan jika sudah keluar datanya, itu akan jadi salah satu rencana kami untuk bisa membangun PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) di Sumbawa," ujarnya.
Di Sumbawa, Grup Medco memiliki area operasional tambang, yang sebelumnya disebut akan menggunakan sumber EBT berupa blue energy.
Segala langkah tersebut membutuhkan dana yang tak kecil. Di tahap awal, menurutnya perlu belanja modal yang besar untuk mendorong eksposur EBT. Akan tetapi, di beberapa tahun ke depan, nominalnya akan berkurang, sedangkan umur fasilitasnya akan panjang.
"Misal, capex untuk turbin angin di awal besar, tapi anginnya tak bayar. Jadi, mungkin capex tinggi dulu, setelah beberapa tahun akan menurun jauh," ujarnya.