Jakarta, FORTUNE - Entitas anak baru PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Petrosea Infrastruktur Nusantara (PT PIN) sedang menjajaki peluang akuisisi aset.
"Sekarang, PT PIN baru dirikan. Ke depannya kami sedang lakukan beberapa due dilligence atas aset-aset yang kemungkinan akan diakuisisi oleh perseroan," kata Direktur Petrosea, Kartika Hendrawan dalam paparan publik virtualnya, Rabu (23/10).
Lebih lanjut, perseroan juga mengkaji rencana pembangunan infrastruktur tambang baru, yang mana sejalan dengan proyek ekspansi dan diversifikasi dari Grup Barito, yang terafiliasi dengan Prajogo Pangestu.
Melalui rencana akuisisi dan pertumbuhan organik ke depan, Petrosea bermaksud memperkuat posisinya sebagai kontraktor pertambangan, bukan hanya kontraktor EPC (engineering, procurement, and construction). Dengan begitu, perseroan dapat mengantongi nilai tambah yang datang dari kepemilikan aset infrastruktur secara langsung, tidak hanya yang membangunnya.
Adapun, saat ini, Petrosea sedang agresif ekspansi ke Kalimantan Tengah dan juga Indonesia Timur (untuk proyek mineral). Di sana, perseroan mengoperasikan sejumlah aset tambang, seperti Global Bara Mandiri dan Pasir Bara Prima (PBP).
Petrosea sendiri telah mengantongi nilai kontrak baru sejumlah US$1,5 miliar pada saat ini dan akan terus bertumbuh di 2025. Pada Agustus 2024, nilai kontrak perseroan sudah bertumbuh 55 persen dibandingkan per akhir Juni 2024.
Dari segi Belanja Modal, pada 2024–2025, total belanja modal PTRO adalah US$400 juta untuk investasi peralatan pertambangan baru sebagai perwujudan dari ekspansi bisnis. Itu dilakukan untuk menyokong proyek-proyek jasa penambangan baru.
Lebih lanjut, perseroan akan merealisasi belanja modal senilai US$134 juta pada kuartal IV 2024. Sementara pada kuartal I dan kuartal II 2025, totalnya mencapai US$250 juta.
"Hal ini digunakan untuk proyek-proyek baru, saat ini yang terbesar beberapa di PBP serta beberapa proyek di Kalimantan Tengah dan sejumlah proyek baru yang didapatkan di 2025," kata Direktur Petrosea, Rudddy Santoso dalam kesempatan yang sama.
Pada Rabu sore, saham PTRO terkoreksi 4,07 persen ke harga Rp16.500 per saham, setelah dibuka di Rp17.600 pagi tadi.