Anggaran Makan Bergizi Dipangkas, Jadi Sentimen Negatif IHSG

IHSG diproyeksikan melemah pada Senin (2/12).

Anggaran Makan Bergizi Dipangkas, Jadi Sentimen Negatif IHSG
Ilustrasi IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • IHSG diproyeksikan melemah secara teknikal pada Senin (2/12).
  • Level support IHSG berada di 7.189, 7.115, dan 7.061, resisten di 7.370, 7.451, dan 7.558.
  • Pasar global dan faktor risiko utama yang dihadapi Indonesia memicu fluktuasi IHSG di konsolidasi area 7.100 sampai 7.230.

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diproyeksikan melemah pada Senin (2/12) secara teknikal. 

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menjelaskan, IHSG telah melemah di bawah level 7.115, yang sebelumnya diketahui merupakan support Fibonacci terdekat. Gerakan itu mengonfirmasi pembentukan wave (v) dari [a], yang menunjukkan potensi target penurunan di level 7.056.

"Kami perkirakan level ini dapat menjadi area rebound potensial apabila mampu untuk tetap bertahan," jelas Ivan dalam riset hariannya.

Lebih lanjut, menurutnya, level support IHSG berada di 7.189, 7.115, dan
7.061. Sementara level resistennya di 7.370, 7.451, dan 7.558. Berdasarkan indikator, MACD menunjukkan kondisi netral.

Ivan sendiri memprediksi IHSG hari ini melaju di antara level 7.065 dan 7.125. Daftar saham yang ia soroti hari ini, mencakup: ADRO, BBCA, BBRI, INCO, dan TLKM.

Di sisi lain, Phintraco Sekuritas atau Phintas memperkirakan IHSG hari ini bergerak di antara support 7.100, pivot 7.150, dan resisten 7.230. 

Dari pasar global, saham-saham teknologi, khususnya produsen-produsen semikonduktor menjadi penggerak utama indeks-indeks Wall Street di Jumat (29/11). Penguatan itu dipicu oleh paket kebijakan baru Pemerintah Joe Biden terkait pembatasan penjualan semikonduktor ke Tiongkok yang lebih longgar dari perkiraan. Bersamaan dengan penguatan tersebut S&P 500 catatkan kinerja bulanan terbaik di 2024.

Kendati demikian, IHSG melemah hingga 1 persen pada perdagangan Jumat (29/11) seiring berlanjutnya aksi jual investor asing jelang efektifnya hasil ulasan terbaru indeks MSCI. Head of Research Phintas, Valdy Kurniawan mengatakan, tekanan eksternal berasal dari tren bullish di Wall Street yang mengindikasikan tingginya minat pasar terhadap ekuitas di Amerika Serikat.

Selain itu, pelemahan nilai tukar Rupiah menjadi salah satu faktor risiko utama yang dihadapi Indonesia. Salah satu pemicunya berasal dari pernyataan sejumlah petinggi bank sentral di Eropa yang memperingatkan potensi kondisi higher-for-longer suku bunga acuan di tahun 2025 seiring ekspektasi peningkatan intensitas perang dagang.

Dari dalam negeri, pasar mengkhawatirkan dampak yang lebih terbatas dari program sosial seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah anggaran per porsi ditekan ke Rp10.000/pak dari Rp15.000/pak.

"Kabar itu bersamaan dengan kabar bahwa rencana kenaikan PPN menjadi 12 persen di 2025 akan ditunda," catat Valdy dalam riset hariannya.

Kondisi-kondisi di atas diperkirakan memicu fluktuasi IHSG di konsolidasi area 7.100 sampai 7.230 pada pekan ini. Saham-saham yang dapat dicermati meliputi EXCL, BFIN, ASSA, PNLF, TAPG, dan MAPI.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Agora Mall Tampil Beda Dengan Fokus F&B dan Aktivitas Urban Jakarta
BTN Butuh Rp80 Triliun Bangun 800 ribu Rumah FLPP, Ini Sumbernya
Soal Ojol Dilarang Konsumsi Pertalite, Bahlil: Belum Final
Daftar Harga Emas Hari Ini, 30 November 2024: Naik Rp6.000
Timezone Incar Kenaikan Pendapatan Double Digit pada Libur Nataru
Erajaya Digital Hadirkan Google Android AI Zone di Gerai Erafone