Jakarta, FORTUNE - Salah satu emiten Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), sedang digembok karena pergerakan saham luar biasa. Bursa Efek Indonesia (BEI) pun mengaku sedang menggelar pemeriksaan terhadap CUAN.
Pada pembukaan perdagangan pasar modal 2024, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan setiap anomali di pasar (unusual market activity) pasti akan masuk dalam kajian, analisis, dan pantauan ketat oleh regulator. "Sehingga menjamin tidak terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku," katanya di Main Hall BEI, Selasa (2/1).
Hal itu juga termasuk dengan adanya pergerakan saham tidak normal. Salah satunya, seperti yang terjadi pada CUAN. Emiten yang IPO pada 8 Maret 2023 itu telah mencatatkan capital gain sebesar 98,36 persen sejak masuk ke bursa. Dari segi harga, CUAN telah meroket 6.002,3 persen sejak menjadi emiten terbuka.
Sebelumnya, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Manullang mengatakan, BEI tengah memeriksa CUAN. Sebab, dari segi prosedur, perdagangan sahamnya telah mengalami suspensi (pemberhentian sementara) dua kali sejak IPO.
"Suspensinya hingga pengumuman lebih lanjut di saat yang berdekatan. Jadi itu kami periksa dulu," ujarnya di Gedung BEI, Jumat (29/12/2023).
Lebih lanjut, menurutnya, pemeriksaan terhadap CUAN belum termasuk ke fase investigasi. Yang jelas, BEI akan meninjau seluruh kemungkinan yang terjadi, termasuk juga adanya potensi terjadi transaksi semu.
Hasil dari pemeriksaan itu akan berdampak terhadap periode suspensi saham CUAN ke depannya. Dus, Kristian mengaku belum dapat memastikan kapan gembok suspensi CUAN akan dibuka.
Adapun, CUAN sudah BEI suspensi mulai 19 Desember 2023. Sepanjang 2023, saham CUAN tergolong sebagai salah satu top movers Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg). Kapitalisasi pasarnya pun sudah mencapai Rp151 triliun.
Langkah preventif di luar suspensi
Sebagai langkah preventif untuk mengatasi problem seperti UMA dan harga perdagangan semu, langkah preventif pun diperlukan. Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan mulai 2024 ini, BEI akan fokus meningkatkan sistem pendekatan pengawasan, juga pembaruan sistem perdagangan dan peran pengawasan.
Pembaruan infrastruktur itu akan berjalan secara paralel. Dengan harapan, kapasitasnya akan lebih tinggi dari saat ini. "Yang harapannya akan selesai di akhir 2025 atau awal 2026," katanya (29/12/2023).