Jakarta, FORTUNE - Emiten menara PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) menerima fasilitas kredit ratusan miliar dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Perusahaan pemilik dan pengelola Bali Tower itu menandatangani perjanjian penambahan fasilitas kredit dengan Bank Mandiri senilai Rp425 miliar, dengan jangka waktu 60 bulan terhitung mulai penarikan pertama kredit.
Kredit term loan 11 itu bertujuan untuk melunasi sukuk jatuh tempo. Agunan kredit tersebut adalah joint collateral dengan seluruh fasilitas eksisting perseroan dan juga klausul cross default.
Adapun, penandatanganan fasilitas kredit itu berlangsung pada Kamis, 26 September 2024. "Pinjaman dana tersebut akan memperkuat kinerja operasional perseroan, berdampak positif untuk kelangsungan usaha perseroan," demikian menurut Wakil Direktur Utama dan Sekretaris Perusahaan BALI, Lily Hidayat dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (30/9).
Anak usaha BALI juga kantongi kredit dari Bank Mandiri
Hampir pada waktu bersamaan, anak usaha BALI, PT Paramitra Intimega (PIM) juga mendapatkan fasilitas kredit term loan 1 dari Bank Mandiri, dengan limit kredit Rp320 miliar. Fasilitas kredit tersebut bertujuan untuk membiayai belanja modal Proyek VSAT (Very Small Aperture Terminal) Bakti.
VSAT sendiri adalah stasiun penerima sinyal dari satelit dengan menawarkan konektivitas stabil dan cepat, khususnya di daerah terpencil dan memiliki infrastruktur minim.
Agunan dari fasilitas kredit itu adalah peralatan VSAT akan dilakukan pengikatan sebesar Rp320 miliar. Ditambah dengan corporate guarantee dan deficit cashflow guarantee dari Bali Towerindo Sentra.
Sejalan dengan kabar tersebut, saham BALI tercatat menguat 4,97 persen ke harga Rp845 pada Senin pukul 15.55 WIB, setelah dibuka di harga Rp815. Rata-rata harga BALI hari ini adalah Rp832,87 per saham, dengan kapitalisasi pasar Rp3.325 triliun. Dikutip dari IDX Mobile, volume transaksi BALI hari ini mencapai 378.000 saham, dengan nilai transaksi Rp315 juta, dan frekuensi transaksi 127 kali.
Selama seminggu belakangan ini, harga saham BALI pun telah meningkat 3,05 persen. Begitu pula dalam sebulan terakhir. Namun, sepanjang perdagangan tiga bulan ini, BALI telah terkoreksi 19,14 persen.