Jakarta, FORTUNE - PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai Rp1 triliun pada 2024 demi mendukung ekspansi.
Angka capex itu lebih tinggi dari realisasi pada 2023, yakni Rp638 miliar, yang utamanya perseroan gunakan untuk pembangunan konstruksi dan pengadaan alat medis.
Ekspansi MIKA itu meliputi penambahan Rumah Sakit baru dan peningkatan intensitas rumah sakit yang sudah ada. Pada 2024, MIKA menargetkan membangun 2--3 rumah sakit baru. Dengan kisaran penambahan tempat tidur operasional untuk rumah sakit yang ada sekitar 60-100.
Belanja modal yang dianggarkan akan digunakan untuk membangun konstruksi dan peralatan pendukung, dengan perincian sebagai berikut:
- Site 1: lebih dari Rp250 miliar dengan maksimal kapasitas tempat tidur 200.
- Site 2: Rp50 miliar--Rp70 miliar dengan maksimal kapaitas tempat tidur 100.
- Site 3: lebih dari Rp500 miliar dengan maksimal kapasitas tempat tidur 200.
Salah satu rumah sakit baru itu sudah mulai dibangun pada Januari lalu. Sementara itu, dua RS baru lainnya akan mulai dibangun pada April 2024 dan paruh kedua nanti. Ketiga RS Mitra Keluarga yang baru itu diharapkan selesai pada 2025 mendatang.
Tak hanya itu, perseroan juga akan meningkatkan intensitas melalui penambahan center of excellence. Misalnya, Women's & Children's Clinic, yang ada di Mitra Keluarga Grand Wisata dan Kemayoran, akan segera hadir di Mitra Keluarga Kelapa Gading.
MIKA sendiri membidik pertumbuhan bisnis sekitar 12,5 persen--15 persen (YoY) pada 2024 ini, dengan tingkat margin EBITDA antara 35 persen--37 persen. Selain itu, MIKA ingin menambah sekitar 250-300 tempat tidur operasional tambahan di 2024, sehingga totalnya akan menjadi 4.148 di akhir 2024, dari 3.868 per Desember 2023.
Dari segi kinerja, MIKA membukukan pendapatan senilai Rp4,26 triliun pada 2023, naik 5,3 persen (YoY) dari Rp4,05 triliun. Segmen rawat inap menyumang pendapatan senilai Rp2,87 triliun, sedangkan rawat jalan Rp1,39 triliun.
Namun, laba perseroan terkoreksi 8,9 persen (YoY) menjadi Rp996 miliar pada 2023, dari Rp1,09 triliun pada 2022. Begitu juga dengan margin laba bersih yang menurun 3,7 persen (YoY) dari 27,0 persen menjadi 23,4 persen.