Jakarta, FORTUNE - PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) resmi tercatat sebagai emiten ke-9 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/1). Sahamnya pun menguat 34,29 persen di sesi perdagangan pertama pagi ini. Mentok ke level auto reject atas (ARA).
Data IDX Mobile menunjukkan, volume transaksi SMGA mencapai 95,1 juta saham pada pukul 09.52 WIB. Nilai transaksi dan frekuensi transaksinya masing-masing berjumlah Rp13,3 miliar dan 6.360 kali.
Setelah ini, bagaimana rencana bisnis SMGA? Menurut Direktur Utama SMGA, Julius Edy Wibowo, selain fokus pada Ekspansi kegiatan perdagangan nikel dan batu bara untuk pasar domestik, perseroan pun mengembangkan produksi batu gamping di kuartal I 2024.
Bahkan, untuk mendukung rencana itu, perseroan akan melakukan akuisisi dan pengembangan tambang batu gamping di wilayah Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Sebab, di sana ada banyak smelter yang membutuhkan pasokan batu gamping. “Agar [hasilnya] dapat dipasok ke beberapa smelter terdekat,” katanya di BEI, Selasa.
Pengembangan itu perseroan lakukan lewat anak usahanya, PT Jasatama Mandiri Sukses (JMS). Setelah menggelar eksplorasi, JMS tercatat memiliki cadangan atau reserves batu gamping sebanyak 300 juta ton. Estimasi usia tambangnya sekitar 150 tahun.
Lebih lanjut, hasil pengambilan sampel permukaan di wilayah Izin Usaha Penampangan (IUP) JMS menunjukkan, kualitas dari potensi pasokan batu gampingnya memiliki CaO (Calcium oxide) di kisaran 53-55 persen dan CaCo3 (Calcium carbonate) sekitar 95-98 persen. Angka itu memenuhi kriteria kadar minimum industri pengolahan nikel, yakni minimal CaO 50 persen dan CaCo3 85 persen.
IPO SMGA oversubscribed
Untuk bisnis komoditas tambang lainnya, SMGA sudah masuk ke sana sejak 2008. Sementara itu, pengalamannya di industri energi sudah lebih dari 15 tahun.
Lewat IPO, perseroan bertujuan lakukan transformasi dari segi tata kelola. Yang harapannya mampu mendongkrak pendapatan dan laba ke depannya.
Adapun, selama masa penawaran umum SMGA pada 24-26 Januari 2024, ada oversubscribed sebanyak 23,52 kali dari total saham IPO atau 156,77 kali dari porsi penjatahan (pooling), berdasarkan catatan Penjamin Pelaksana Emisi IPO SMGA, yakni Viktoria Sekuritas Indonesia,
Perseroan sendiri melepas 1,75 miliar saham atau 20,00 persen dari seluruh total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp20 per saham. Harga penawarannya Rp105 per saham, sehingga jumlah dana IPO terkumpul mencapai Rp183,75 miliar. Dana hasil IPO akan perseroan gunakan sebagai modal kerja dalam rangka pengadaan nikel dan batubara sesuai kegiatan bisnis yang dijalankan Perseroan sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batubara dari pemasok.