Jakarta, FORTUNE - Emiten PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) atau BAT Refractories telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia, Senin (10/6). Sahamnya berhasil menguat 21,82 persen ke harga Rp134 di awal perdagangan sesi II.
Emiten manufaktur dan perdagangan produk refraktori (material tahan api), insulasi tahan panas, beserta jasa konstruksi itu menawarkan 620 juta saham baru dengan harga penawaran Rp110 per saham pada 3–6 Juni 2024. Dus, perseroan menghimpun dana senilai Rp68,2 miliar.
Selama masa penawaran, BATR mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed sebesar 140,52 kali dari hasil penjatahan (pooling). Adapun, perseroan menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
“Melalui IPO ini, kami ingin secara konsisten memaksimalkan layanan dalam bidang manufaktur dan perdagangan produk refraktori serta jasa konstruksi di Indonesia yang semakin agresif berkembang," kata Direktur Utama Benteng Api Technic, Ridwan dalam seremoni pencatatan BATR di gedung BEI, Senin.
Adapun, perseroan akan menggunakan dana IPO untuk mengembangkan usaha ke depan, dengan perincian sebagai berikut:
• Sekitar 38,65 persen untuk pembelian tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi.
• Sekitar 10,00 persen untuk kebutuhan pembangunan dan perbaikan bangunan.
• Sekitar 5,67 persen untuk pembelian peralatan laboratorium.
• Sekitar 6,84 persen untuk pembelian mesin produksi.
• Sisanya, sekitar 38,82 persen untuk belanja operasional berupa persediaan barang jadi dan bahan baku.
Prospek industri refraktori
Menurut Ridwan, IPO ini krusial. Sebab, berdasarkan data dari 6wresearch.com, pasar refraktori Indonesia mencatat pertumbuhan tingkat pengiriman sebesar 78,34 persen (YoY) pada 2021, bahkan diperkirakan akan membukukan pertumbuhan CAGR 4,7 persen sampai dengan 2026.
Kendati demikian, menurutnya, Indonesia cenderung mengandalkan impor untuk memenuhi pertumbuhan permintaan pasar refraktori. Faktor impor pasar refraktori pada 2021 mencapai US$204,63 juta, jauh jika dibandingkan dengan 2017, yakni US$151,06 juta.
Adapun Cina, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Austria termasuk di antara pemain pasar teratas pada tahun 2021, yang mana Cina memperoleh pangsa pasar terbesar sebesar 88,12 persen dengan nilai pengiriman US$174,84 juta.
Ke depan, permintaan di pasar ini akan didorong oleh kenaikan permintaan produk refraktori di berbagai industri. Sebut saja industri baja, industri nickel, industri tembaga, industri pupuk dan petrokimia, industri semen, Industri kaca, industri keramik, industri minyak kelapa sawit, industri makanan dan minuman, industri pembangkit listrik dan sebagainya.
“Hal itu tentu sejalan dengan optimisme kami untuk dapat terus bertumbuh ke depannya,” ujar Ridwan.
Penerbitan Waran Seri I
Selain menerbitkan saham baru, BATR juga menawarkan Waran Seri I sebanyak 620 juta atau 25,78 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.
Nilai nominalnya adalah Rp20 per saham, dengan harga pelaksanaan sebesar Rp300. Dus, nilainya mencapai Rp186 miliar.
Waran Seri I BATR berjangka waktu setahun sejak diterbitkan. Artinya, para pemegang waran itu dapat melaksanakan haknya setiap hari kerja setelah 6 bulan sejak penerbitan, sampai dengan 6 bulan berikutnya, yaitu mulai tanggal 10 Desember 2024–9 Juni 2025.
Nantinya, perseroan akan menggunakan dana pelaksanaan Waran Seri I sebagai modal kerja.
Dari sisi kinerja, per November 2023, BATR membukukan laba bersih Rp9,32 miliar, dengan pendapatan usaha Rp123,18 miliar. Total aset BATR sampai dengan akhir November 2023 adalah Rp112,73 miliar, dengan liabilitas sebesar Rp41,43 miliar, dan ekuitas senilai Rp71,29 miliar.