BEI Buka Kans Relaksasi Aturan Free Float, Asal IPO Jumbo

BEI dan OJK sedang diskusi soal relaksasi aturan free float.

BEI Buka Kans Relaksasi Aturan Free Float, Asal IPO Jumbo
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • BEI membuka peluang relaksasi rasio free float untuk calon emiten BUMN/swasta yang ingin IPO dengan nilai emisi besar.
  • Ketentuan III.2.6.3. Peraturan No. I-A bursa mengatur bahwa calon emiten harus memiliki saham free float minimal 10 persen dari total saham sebelum IPO.
  • Bursa dan OJK sedang mendiskusikan opsi ambang batas ideal jumlah saham beredar di publik, terutama bagi emiten dengan nilai IPO jumbo.

Jakarta, FORTUNE - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang relaksasi rasio Free Float untuk calon emiten BUMN ataupun swasta yang ingin IPO (Initial Public Offering) dengan nilai emisi besar.

Adapun, saat ini, Ketentuan III.2.6.3. Peraturan No. I-A  bursa mengatur bahwa calon emiten yang memiliki ekuitas di atas Rp2 triliun sebelum IPO, minimal mempunyai saham free float sebesar 10 persen dari total saham yang akan dicatat di bursa.

Menurut Direktur Utama BEI, Iman Rachman, bursa dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mendiskusikan opsi yang berkaitan dengan ambang batas ideal untuk jumlah saham beredar di publik, bagi para emiten yang nilai IPO-nya jumbo.

"Ini yang sedang kami kaji dan diskusikan dengan OJK," kata Iman kepad wartawan pasar modal, dikutip Jumat (18/10). "Kita sedang melihat berapa free float yang pas."

Ada pula yang menilai bahwa rasio free float dalam aturan BEI saat ini kurang besar di kalangan investor asing. Lantas, apakah ada peluang rasionya ditingkatkan? Bursa terbuka dengan pilihan itu. Namun, keputusan terkait itu tidak bisa diambil dengan tergesa-gesa.

"Karena jika saya naikkan dari 10 persen [ke atas], di Singapura 12,5 persen, nanti [emiten] free float listing-nya di Singapura," ujar Iman. 

Sebelumnya, BEI pernah memberikan relaksasi pemenuhan aturan free float ke PT Pertamina Hulu Energi (PHE), yang dulu berencana mencatatkan saham di BEI pada 2023 dengan nilai emisi US$2 miliar. Akan tetapi, aksi korporasi itu batal.

Intinya, ada gagasan untuk memberi kelonggaran dari segi free float jika memang nilai IPO-nya besar. Mirip dengan PHE.

"Ini lah yang sedang kita kaji. Poinnya, mungkin ada pengecualian untuk satu signifikan yang besar, dia tak perlu 10 persen, sedang kami hitung."

Ke depan, Iman mengharapkan akan ada lebih banyak BUMN dan anak-anak usahanya yang mencatatkan saham secara perdana di BEI. Contohnya, PHE, PT Indonesia Asahan Inalum, serta PalmCo. Mengingat saham-saham BUMN berkontribusi besar terhadap pasar modal.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

Ini Biaya dan Perbandingan Franchise Alfamart dan Indomaret
BI Masih Cermati Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
BI: Biaya Transaksi QRIS Gratis hingga Rp500 Ribu per 1 Desember 2024
Meski Deflasi, IKEA Optimis Penjualan Furnitur Masih Positif di 2025
Investor Siap-Siap, Spin-Off Anak Usaha ADRO Makin Dekat
Jika Sri Mulyani Jadi Menkeu Lagi, Ini Dampak ke Pasar Modal