Jakarta, FORTUNE - Saham-saham emiten afiliasi Prajogo Pangestu kompak terkoreksi pada sesi perdagangan pagi, Jumat (20/9), sejalan dengan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang menyentuh ARB (auto reject bawah).
Berdasarkan data IDX Mobile, BREN anjlok 19,95 persen ke harga Rp8.825 pada pagi ini, setelah ditutup menguat 2,80 persen pada Kamis (19/9). Hal itu terjadi karena anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) itu batal masuk ke Indeks FTSE Russel di menit terakhir.
"Pelaku pasar tanah air dikagetkan dengan kabar tersebut," demikian menurut tim riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI).
Mengapa FTSE mengeluarkan BREN dari indeks FTSE Russel? FTSE menyatakan, itu karena 97 persen dari total saham yang diterbitkan perseroan dikuasai oleh empat pemegang saham.
Phillip Sekuritas Indonesia melaporkan, sebelumnya BREn akan masuk ke Indeks Large Cap yang ditambahkan ke dalam rangkaian Indeks FTSE Global All Cap dan indeks terkait lainnya.
Adapun, FTSE Global Equity Series-Large Cap mulai berlaku pada Jumat ini, lalu mulai efektif pada Senin (23/9). BREN akan keluar dari indeks itu pada Senin dan efektif mulai Rabu (25/9).
Akibat harga BREN yang merosot, saham-saham afiliasi Prajogo Pangestu lainnya pun turut 'rontok' bersamaan. Yang terdalam adalah koreksi PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), yakni sebesar 14,69 persen; disusul oleh PT Petrosea Tbk (PTRO) yang melemah 9,04 persen; lalu BRPT (-6,69 persen); dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dengan koreksi 5,28 persen.
MASI melaporkan, daftar saham grup Prajogo itu didepak investor dalam 15 menit perdagangan sesi pertama.
Sejalan dengan pelemahan BREN dan saham-saham emiten afiliasi Prajogo Pangestu lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun sempat tertekan 2,02 persen ke level 7.746 pada 10 menit pertama perdagangan pagi ini. Per pukul 10.22 WIB, pelemahannya hanya sebesar 1,43 persen ke level 7.792,59.
Padahal, kemarin IHSG baru saja menyentuh rekor all time-high (ATH) terbaru, yakni 7.905,39.