Jakarta, FORTUNE - Emiten teknologi, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) membidik pendapatan Rp2,7 triliun hingga Rp3 triliun pada 2022. Proyeksi itu tumbuh 44 persen–61 persen dari realisasi pendapatan pada 2021 sebsar Rp1,87 triliun.
Torehan Itu masih sejalan dengan proyeksi analis yang memprediksi BUKA bisa membukukan pendapatan senilai Rp2,96 triliun tahun ini; tumbuh 58 persen dari capaian 2021.
Hingga kuartal pertama 2022, Bukalapak telah membukukan pendapatan sebesar Rp788 miliar. Capaian itu setara 28 persen dari proyeksi pendapatan tahunan 2022, serta 27 persen dari proyeksi rata-rata konsensus analis.
Bukalapak juga memperkirakan total processing value (TPV) mencapai Rp170 triliun hingga Rp180 triliun tahun ini; meningkat 39 persen hingga 47 persen dari raihan pada 2021, Rp122,62 triliun.
Dalam konsensus analis, TPV BUKA pada 2022 diproyeksi bisa mencapai Rp170,37 triliun. Itu 39 persen lebih tinggi daripada realisasi tahun lalu.
Kinerja pada kuartal pertama 2022
Mengutip laporan keuangan kuartal pertama 2022, BUKA mencetak pertumbuhan pendapatan 86 persen (YoY) dengan realisasi TPV tumbuh 25 persen menjadi hampir Rp34,12 triliun—20 persen dari proyeksi rata-rata konsensus analis tahun ini.
Kendati begitu, BUKA masih mencatatkan kerugian di adjusted EBITDA, dengan nilai Rp372 miliar. Rasionya terhadap TPV menggambarkan kenaikan, dari -1,2 persen (kuartal pertama 2021) menjadi -1,1 persen (kuartal pertama 2022).
Dalam mencapai target, perusahaan akan menggunakan strategi dua arah untuk mendorong pertumbuhan trafik dan menghasilkan pendapatan (monetization).
BUKA memanfaatkan platform Mitra, general marketplace dan saluran online lainnya untuk menarik trafik online dan specialized platforms untuk menghasilkan pendapatan.
Hari ini, BUKA menggelar paparan publik dan akan memaparkan kinerjanya secara keseluruhan.