Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diperkirakan melaju melemah pada Jumat (4/10).
Menurut Tim Riset CGS International Sekuritas Indonesia, IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dengan kisaran support 7.500/7.455 dan resisten 7.590/7.630. Daftar saham pilihannya adalah BMRI, BBNI, NCKL, EXCL, ASII, dan MBMA.
Pada perdagangan kemarin indeks di bursa Wall Street ditutup melemah seiring melonjaknya harga minyak mentah (+5.51 persen) dan sikap hati-hati investor menjelang dirilisnya data ketenagakerjaan non farm payrolls.
Harga minyak mentah kembali melanjutkan penguatannya setelah presiden Amerika Joe Biden mengatakan bahwa ada kemungkinan walau kecil bahwa Israel akan melakukan serangan ke fasilitas minyak milik Iran sebagai balasan atas serangan misil ke wilayah Israel.
Sementara itu menjelang dirilsnya data non farm payroll, klaim pengangguran baru mingguan yang berakhir di 28 September 2024 tercatat naik menjadi 225.000 dari sebelumnya 220.000.
Melonjaknya harga minyak mentah dan naiknya beberapa komoditas lainnya seperti batu bara, gas, dan plup diprediksi akan menjadi sentimen positif di pasar.
"Sementara itu melemahnya indeks di bursa Wall Street dan berlanjutnya aksi jual investor asing berpeluang menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabugan," demikian menurut CGS International Sekuritas.
Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG kembali fluktuatif di kisaran pivot 7.550 di Jumat (4/10). Secara teknikal, MACD masih membentuk pelebaran negative slope.
"Akan tetapi, Stochastic RSI mulai berbalik naik dari oversold area. Pergerakan tersebut menunjukan indikasi fase konsolidasi IHSG," jeas Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan.
Tekanan jual diperkirakan masih tertahan selama libur bursa Tiongkok sampai dengan 7 Oktober 2024. Spekulasi stimulus fiskal oleh Pemerintah Tiongkok meningkatkan appetite investor terhadap ekuitas Tiongkok dalam beberapa pekan terakhir.
Masih dari eksternal, pasar mencermati perkembangan situasi geopolitik di Timur Tengah. Kebijakan OPEC+ untuk mulai menaikan volume produksi di Oktober 2024 nampaknya belum meredam lonjakan harga minyak tersebut. Pasalnya, rumor mengenai potensi aksi balasan Israel dengan melakukan serangan pada fasilitas produksi minyak Iran menguat.
Saham-saham yang dapat diperhatikan di Jumat (4/10) meliputi PNLF, ASII, AUTO, MAPI, dan CTRA.