Jakarta, FORTUNE - Sejumlah bos Emiten masuk ke Fortune Indonesia 40 Under 40 2024. Daftar itu berisi 40 tokoh berpengaruh di ragam sektor, termasuk hiburan, sosial, olahraga, pemerintahan, dan bisnis.
Nama-nama bos perusahaan tercatat itu dipilih dari sekitar 380-an permohonan yang tim Fortune Indonesia terima. Proses kurasinya berjalan sekiranya 2,5 bulan sebelum finalisasi daftar itu.
Berbagai pertimbangan menjadi catatan: dari pengalaman para kandidat, prestasinya, keberlanjutan karier, dan manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat sekitar.
Siapa saja bos emiten yang masuk dalam lis itu? Ada direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), PT RMK Energy Tbk (RMKE), hingga PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO). Berikut ini lis lengkap dan profil singkat masing-masing kandidat.
Bos emiten di daftar Fortune Indonesia 40 Under 40 2024
- Direktur Utama PT Merdeka Copper Gold Tbk, Albert Saputro
Albert Saputro bukan sosok baru di dunia bisnis. Karier profesionalnya dimulai di bidang pasar modal. Sebelum menduduki posisi Direktur Utama Merdeka Copper Gold mulai Mei 2021, jebolan University of Sydney, Australia itu sempat menjadi equity analyst, yakni: empat tahun di Macquarie Securities Group (2007–2011) dan lima tahun di Deutsche Verdhana Indonesia (2011–2016).
Apa alasannya bertahan di bidang itu? “Buat saya, equity job itu adalah pekerjaan yang dibayar buat belajar,” jelas Albert kepada Fortune Indonesia.
Albert sendiri pernah menjabat sebagai Senior Analyst di Deutsche Verdhana Indonesia pada tahun 2011-2016 dan Senior Analyst di Macquarie Securities Group pada 2007–2011. Kariernya sendiri dimulai sebagai Treasury & Financial Analyst di Jardine Matheson pada tahun 2005–2007.
- Presiden Direktur PT ESSA Industries Indonesia Tbk, Kanishk Laroya
Kanishk Laroya, 36, merupakan Warga Negara Indonesia. Ia menjabat sebagai Presiden Direktur PT ESSA Industries Indonesia Tbk sejak Oktober 2023 lalu.
Namun, ia bukan orang baru di perusahaan operator kilang LPG swasta terbesar di Indonesia tersebut. Di ESSA Industries, posisinya dimulai sebagai Kepala Hubungan Investor & Sekretaris Perusahaan pada 2012. Sejak itu, ia dipercaya menduduki berbagai posisi strategis, termasuk wakil presiden direktur sejak Maret 2022.
Sebelum bekerja di ESSA Industries, Kanishk sempat meniti karier sebagai bankir di UBS Indonesia dan Panalassa–Farallon Capital Management di Indonesia.
- Direktur Utama PT Sariguna Primatirta Tbk (Tanobel), Melisa Patricia Tanoko
Melisa Tanoko, 39, kerap merasa tidak pernah cukup dan ingin terus belajar. Ia berupaya melahirkan inovasi baru dan mengeksplorasi cara terefektif demi mengembangkan usahanya.
Melalui langkah inovatif, Tanobel berhasil mengubah nasib perusahaan, terutama dalam menciptakan sistem produksi yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Melisa menyoroti bagaimana Cleo bertransformasi dari produk murah tanpa diferensiasi menjadi produk unggulan. Dia membuktikan, perubahan sikap konsumen dapat diukur melalui kualitas produk.
Selain itu, Melisa menegaskan, distribusi efisien merupakan faktor kunci. Dengan memastikan ketersediaan produk di berbagai toko, Cleo berhasil menjaga permintaan yang terus meningkat, hingga mencapai pertumbuhan double digit setiap tahun.
Adapun, PT Sariguna Primatirta Tbk membukukan laba bersih Rp204,8 miliar pada kuartal III-2023, atau tumbuh 35,7 persen (YoY). Sedangkan untuk penjualan, perseroan mencatatkan Rp 1,15 triliun, atau meningkat 13,6 persen (YoY).
- Direktur Utama PT RMK Energy Tbk (RMKE), Vincent Saputra
Vincent Saputra, 33, paham betul bagaimana ayahnya, Tony Saputra, merintis RMK Energy dari perusahaan conveyor, hingga kini menjadi perusahaan jasa logistik, perdagangan, dan pertambangan batu bara.
Untuk itu, ia memutuskan untuk terjun meneruskan bisnis itu atas keinginannya sendiri. Bukan karena permintaan orang tua. Tujuannya: memastikan perseroan terus berkembang dan berkelanjutan.
“Dari kecil kami sudah lihat bagaimana work ethic ayah. Dari awal-awal merintis perusahaan conveyor, beliau tidur di pabrik. Kami melihat perjalanannya seperti apa, dari situ mulai tumbuh passion,” kata jebolan Marshall School of Business, Universitas Southern California, Los Angeles itu.