Jakarta, FORTUNE - Saham emiten tambang logam, PT Timah Tbk (TINS), menguat selama tiga hari perdagangan beruntun, Rabu (13/3). Mengapa demikian?
Di sesi perdagangan Rabu pagi, harga TINS melesat 13,70 persen menjadi Rp830 per saham, dari harga pembukaan Rp730 per saham. TINS tercatat sebagai salah satu saham top movers di sesi perdagangan I hari ini.
Volume transaksinya mencapai 130 juta saham, dengan nilai transaksi Rp106 miliar, dan frekuensi transaksi 14.900 kali, dikutip dari IDX Mobile pada pukul 10.34 WIB.
Adapun, saham dari salah satu anggota holding BUMN MIND ID itu telah meningkat sejak Kamis (7/3) minggu lalu.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI) Equity Movers Investment Information Team, Saryanto mengatakan, reli penguatan saham TINS terjadi di tengah potensi kelangkaan pasokan komoditas timah di pasar global. "[Itu terjadi] di saat permintaan dunia yang cenderung meningkat," katanya dalam Flash Focus laman fima.co.id.
Alhasil, harga timah pun melejit. Mengacu pada data London Metal Exchange (LME), harga timah menyentuh level US$27.000 per metrik ton pada Selasa (12/3) waktu setempat.
Sebelumnya, Senior Market Intelligence Analyst International Tin Association (ITA), Tom Langston mengatakan, situasi di Myanmar dan Indonesia berpengaruh besar terhadap peluang keterbatasan pasokan timah.
Di Myanmar misalnya, walau ada perubahan kebijakan perpabajakan baru-baru ini di negara bagian Wa, tambang timah di wilayah pertambangan Desa Man Maw masih tetap ditutup,.
"Sementara di Indonesia, ekspor timah masih tertunda karena belum ada aktivitas perdagangan di Bursa Berjangka Indonesia (ICDX) atau Bursa Berjangka sejak pergantian tahun," kata Langston (6/3), sebagaimana dilansir dari The Hindu Business Line.
Hal itu tak lepas dari ketidakpastian ihwal perizinan, gelaran pemilihan presiden pada Februari lalu, hingga proses hukum dari Kejaksaan Agung terhadap TINS.
"Dalam upaya perbaikan tata kelola komoditas timah yang berpotensi meningkatkan kapasitas produksi perseroan [TINS]," tambah Saryanto.
Adapun, per 9 bulan pertama 2023, TINS memproduksi biji timah sebanyak 11.201 ton Sn (Stannum), angka itu menurun 23 persen (YoY). Sementara itu, produksi logam timahnya berjumlah 11.540 metrik ton di periode serupa. Penjualannya mencapai 11.000 metrik ton, menurun 28 persen (YoY).
Perseroan sendiri memiliki 906.000 ton Sn sumber daya mineral timah dan 344.000 ton Sn cadangan mineral timah. Jumlah WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan) mencapai 125 yang meliputi 118 WIUP di Bangka Belitung serta 7 di Kepulauan Riau dan Riau. Luas WIUP itu mencapai 472.912 hektare, yang terdiri dari 288.638 hektare di darat dan 184.274 hektare di laut.