Diwarnai 3 Sentimen, IHSG Diprediksi Uji Resisten ke 7.700

Ada pula sentimen dari pasar internasional.

Diwarnai 3 Sentimen, IHSG Diprediksi Uji Resisten ke 7.700
Pria melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (24/6/2022). Pada penutupan perdagangan akhir pekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 44,67 poin atau 0,64 persen ke 7.042,93. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • IHSG berpotensi naik ke level 7.700, dibuka peluang rally lanjutan dengan pola flag yang terbentuk sejak Juni 2024.
  • Fokus pasar pada kebijakan moneter eksternal, harapan pemangkasan suku bunga acuan dari FOMC Minutes dan Jackson Hole Symposium.
  • Melemahnya indeks di Wall Street dan turunnya harga komoditas menjadi sentimen negatif untuk IHSG, namun aksi beli investor asing dan peluang dipertahankannya suku bunga acuan oleh Bank Indonesia menjadi sentimen positif.

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) hari ini (21/8) berpotensi bergerak naik ke level 7.700.

Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan, IHSG catat penguatan signifikan dan membentuk rising window pada perdagangan Selasa (20/8). Meski Stochastic RSI mengindikasikan kondisi overbought, tapi penguatan tersebut membuka peluang rally lanjutan.

"IHSG berpeluang uji target 7.700, berdasarkan pola flag yang terbentuk sejak pertengahan Juni 2024," jelas Valdy dalam riset hariannya.

Menurutnya, IHSG hari ini akan melaju di kisaran support 7.475, pivot 7.500, dan resisten 7.575. Daftar saham pilihan Phintraco Sekuritas hari ini meliputi KLBF, EXCL, MAPI, MAPA, dan BBTN.

Fokus pasar akan tertuju pada hal-hal terkait kebijakan moneter. Dari eksternal, pasar berharap petunjuk pemangkasan suku bunga acuan dari dua kesempatan, yaitu rilis FOMC Minutes dan konferensi pers terkait hasil pelaksanaan Jacson Hole Symposium, keduanya dijadwalkan pada 21 Agustus 2024.

Dari dalam negeri, pasar mengantisipasi hasil RDG BI yang juga akan dirilis hari ini. Konsensus menunjukan BI akan menahan suku bunga acuan di level 6,25 persen.

Valdy berujar, "Akan tetapi, pasar berharap adanya petunjuk mengenai time frame pemangkasan suku bunga acuan BI, setidaknya untuk sisa tahun 2024."

Sementara itu, CGS International Sekuritas Indonesia mencatat, pada perdagangan kemarin indeks di bursa Wall Street ditutup melemah tipis seiring adanya aksi ambil untung investor setelah indeks S&P500 dan Nasdaq membukukan penguatan untuk ke delapan kalinya secara berturut-turut (penguatan terpanjang sejak awal 2023).

Aksi ambil untung tersebut dilakukan menjelang dirilisnya FOMC minutes pada hari Rabu waktu setempat & pidato gubernur The Fed Jerome Powell di Jackson Hole Economic Symposium pada akhir pekan ini.

"Pemangkasan suku bunga acuan sendiri hampir dipastikan akan dilakukan pada September nanti namun investor akan mencari sinyal besaran pemangkasan tersebut, apakah 25 bps atau 50 bps," demikian menurut Tim Riset CGS International Sekuritas Indonesia.

Lebih lanjut, melemahnya indeks di bursa Wall Street dan turunnya sebagian besar harga komoditas diprediksi akan menjadi sentimen negatif untuk IHSG. Sementara itu berlanjutnya aksi beli investor asing, menguatnya nilai tukar rupiah, dan peluang dipertahankannya suku bunga acuan oleh Bank Indonesia berpeluang menjadi sentimen positif.

CGS International Sekuritas Indonesia pun memproyeksikan IHSG akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 7.490/7.445 dan resisten 7.535/7.580.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Profil Rahmat Shah, Pengusaha Sukses dan Ayah Raline Shah
Berapa Harga 1 Lot Saham BBRI? Ini Rincian dan Kinerjanya
Profil Pemilik Kopi Tuku, Rintis Usaha dari Tugas Kuliah
4 Sosok Konglomerat Pengendali Saham CBDK usai Debut IPO
Layanan Marketplace Bukalapak Tutup, Dampak dari Predatory Pricing
Hashim Djojohadikusumo Beli Induk WIFI, Saham Sentuh ARA