Diwarnai Ragam Sentimen, IHSG Rentan Lanjut Memerah

Pekan ini ada banyak sentimen dari data ekonomi.

Diwarnai Ragam Sentimen, IHSG Rentan Lanjut Memerah
Ilustrasi laju IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • IHSG diprediksi melemah pada Senin setelah ditutup menurun 1,10 persen di level 6.897,95 kemarin.
  • Analisis Binaartha Sekuritas memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di rentang support 6.860, pivot 6.900, dan resisten 6.950.
  • Pasar merespons beragam data ekonomi AS pada Jumat (7/6), termasuk kenaikan U.S. Non Farm Payrolls dan U.S. Unemployment Rate yang memicu kekhawatiran terhadap outlook ekonomi AS di 2024.

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diprediksi melemah pada Senin (10/6), setelah ditutup menurun 1,10 persen di elvel 6.897,95 kemarin.

Menurut Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, IHSG hari ini kemungkinan akan melanjutkan pelemahannya menuju level 6.753 karena sudah menembus ke bawah level 6.903 yang sebelumnya menjadi support krusial.

"Momentum bearish bisa jadi lebih kuat apabila IHSG masih berada di bawah 7.032," kata Ivan dalam riset hariannya.

Adapun, level support IHSG berada di 6.853, 6.800, 6.753, dan 6.693. Sementara itu, level resistennya berada di 7.032, 7.099, 7.149, dan 7.228. Indikator MACD menunjukkan momentum bearish.

Saham-saham yang Ivan soroti pada perdagangan hari ini, mencakup: ADRO, AKRA, ASII, TLKM, dan UNTR.

Sementara itu, Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG hari ini bergerak di rentang support 6.860, pivot 6.900, dan resisten 6.950. 

Menurut Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, pasar merespons beragam data ekonomi Amerika Serikat (AS) pada Jumat (7/6). U.S. Non Farm Payrolls naik ke 272.000 pada Mei 2024, dari 175.000 pada April 2024. Kondisi itu yang memicu penurunan peluang pemangkasan suku bunga acuan The Fed berdasarkan CME FedWatch Tools ke 46.6 persen.

Namun demikian, U.S. Unemployment Rate naik 10 basis poin (MoM) ke 4 persen pada Mei 2024. Kondisi suku bunga tinggi dan peningkatan tingkat pengangguran memicu kekhawatiran terhadap outlook ekonomi AS di 2024.

Valdy mengatakan, "Kondisi tersebut memicu kenaikan kembali U.S. 10-year Treasury Yield sebesar 15 basis poin ke 4.43 persen pada Jumat (7/6)."

Sentimen serupa juga memicu pelemahan harga minyak di Jumat (7/6). Pemicu lain pelemahan harga minyak adalah perkiraan pengurangan pemangkasan volume produksi oleh OPEC+ di Oktober 2024.

Pada pekan ini pasar akan mengamati data inflasi Tiongkok sebagai salah satu indikator pemulihan ekonomi dan inflasi AS sebagai salah satu data yang sangat diperhatikan oleh the Fed. Keduanya diperkirakan tidak banyak berubah dari kondisi bulan sebelumnya. Dengan demikian, FOMC 13 Juni 2024 diperkirakan kembali mempertahankan sukubunga acuan di 5.25 persen–5.5 persen.

Mempertimbangkan sentimen-sentimen tersebut, Valdy memperkirakan IHSG masih akan bergerak sideways pada kisaran 6.900. Terlebih pekan depan merupakan pekan yang singkat karena pasar tutup di Senin (17/6) dan Selasa (18/6). Saham-saham yang dapat diperhatikan diantaranya AKRA, INDY, ISAT, ASSA, NCKL, dan JPFA.

Magazine

SEE MORE>
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024

IDN Channels

Most Popular

Daftar Sektor Berpotensi Tuah Manfaat Program Prabowo-Gibran
Sritex (SRIL) Pailit, Bagaimana Nasib Investor Publik dan Sahamnya?
BEI dan Target IPO 2025, Juga Upaya Mewujudkannya
Sritex Dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang
52 K/L Belum Pungut Denda dan Kurang Bayar, Total Rp3,44 Triliun
Laba Bersih Kuartal III Anjlok 28%, Unilever Enggan Ikut Perang Harga