Jakarta, FORTUNE - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menerbitkan Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance 2023, Senin (15/1). Nilainya Rp355,19 miliar.
Surat Berharga Perpetual itu adalah instrumen tematik yang diterbitkan dengan tujuan utama memperkuat struktur modal IIF. Dana hasil penerbitan itu akan IIF gunakan untuk membiayai proyek infrastruktur berkelanjutan berdasarkan prinsip Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) di Tanah Air.
Lebih lanjut, instrumen itu tak mempunyai jangka waktu. Namun, ada opsi tebus atas pelunasan pokok di tahun kelima dan setiap tanggal penerbitan setelahnya.
Sebelum ini, IIF melakukan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 yang bernilai Rp500 miliar pada 27 Desember 2023 lalu.
Adapun, Kupon Obligasi Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap I Tahun 2023 sebesar 6,45 persen untuk tenor 370 hari; 6,70 persen untuk tenor 3 tahun dan 6,80 persen untuk tenor 5 tahun.
Sementara itu, imbal bagi hasil Surat Berharga Perpetual Berwawasan Lingkungan Indonesia Infrastructure Finance Tahun 2023 sebesar 8,25 persen per tahun. "[Kupon dan imbali hasil] yang kami berikan tergolong kompetitif,” kata Reynaldi, Senin.
Lembaga pemeringkat independen Pefindo sendiri melabeli peringkat idAAA (triple A, stable outlook) terhadap Obligasi Berkelanjutan II IIF Tahap I Tahun 2023, serta peringkkat idAA (double A, stable outlook) terhadap Surat Berharga Perpetua Berwawasan Lingkungan IIF Tahun 2023.
IIF sendiri adalah lembaga keuangan swasta di luar bank yang bergerak di pembiayaan infrastruktur dan layanan konsultasi yang dikeloa secara profesional dan berfokus pada proyek-proyek infrastruktur layak secara komersial. Atas inisiatif Kementerian Keuangan, Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), dan lembaga multilateral lain, IIF didirikan pada 15 Januari 2010.
Sampai dengan September 2023, IIF telah menyalurkan kredit senilai Rp13 triliun. Proyek energi baru terbarukan (EBT) mendominasi. Langkah menerbitkan surat berharga di bursa bertujuan memperkuat permodalan IIF, yang berpeluang mendorong ekspansi bisnis, khususnya di bidang pembiayaan proyek infrastruktur berbasis prinsip ESG di Tanah Air.
Dari segi pendapatan, IIF membukukan pendapatan bunga senilai Rp1,0 triliun atau naik 15 persen (YoY). Sementara itu, pendapatan non-bunganya naik 53 persen (YoY) jadi Rp83,8 miiar (YoY). Laba bersih IIF pun bertumbuh 17 persen (YoY) menjadi Rp68,4 miliar.