Efek Boikot, Penjualan dan Transaksi KFC Indonesia Turun

Apa yang KFC Indonesia lakukan untuk mengatasinya?

Efek Boikot, Penjualan dan Transaksi KFC Indonesia Turun
ilustrasi produk KFC (unsplash.com/Aleks Dorohovich)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten pengelola restoran KFC Indonesia dan Taco Bell, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) tak menampik adanya dampak dari kampanye Boikot Produk pro-Israel yang belakangan ini marak terjadi.

"Efek boikot terhadap produk kami mencakup penurunan penjualan dan transaksi bisnis kami," kata Manajemen Fast Food Indonesia dalam laporan hasil paparan publiknya, dikutip dari keterbukaan informasi, Rabu (29/11).

Adapun, guna mengatasi hal itu, Fast Food Indonesia memutuskan meluncurkan sejumlah produk baru dan promosi yang disusun untuk menggantikan transaksi yang hilang. Contohnya: Promo Akhir Bulan, Super Y3000, dan gratis produk minuman untuk layanan tanpa turun (lantatur/drive-thru). 

"Sebagai langkah untuk meminimalkan dampak boikot, perseroan saat ini fokus pada promosi intensif terhadap produk-produk yang dijual," imbuh manajemen.

Akibat penurunan penjualan produk KFC, FAST memangkas proyeksi pertumbuhan pada 2024 menjadi 10 persen, dari sebelumnya 15 persen. Untuk mencapai target itu, perseroan telah menerapkan strategi ekspansi gerai baru di area dengan daya beli dan pertumbuhan yang signifikan mulai akhir 2023. Selain itu, langkah relokasi gerai di mal menjadi tipe free standing pun dilakukan.

"Strategi itu bertujuan memperluas size marketyang bisa perseroan capai dengan kehadiran gerai free standing," kata manajemen lagi.

Langkah itu berlandaskan tingkat same store growth pada gerai-gerainya yang sudah berjalan, dengan rata-rata pertumbuhan 6-7 persen. Dus, perseroan optimistis akan memasuki pasar yang lebih potensial dengan ukuran pasar yang lebih besar.

Berdasarkan data per September 2023, omzet keseluruhan toko dari Fast Food Indonesia adalah Rp4,73 triliun, naik dari Rp4,43 triliun pada periode serupa tahun lalu. Sementara itu, omzet toko yang sama (same store sales) perseroan adalah Rp4,54 triliun selama 9 bulan awal 2023, naik tipis dari Rp4,41 triliun di periode serupa pada 2022.

Tantangan lain bagi emiten pengelola KFC Indonesia dan Taco Bell

ilustrasi promo kfc (instagram.com/kfcindonesia)

Adapun, selama Januari sampai dengan September 2023, pendapatan emiten pengelola KFC Indonesia berjumlah hampir Rp4,61 triliun, naik 7,04 persen (YoY) dari Rp4,31 triliun di periode serupa pada 2022.

Namun, dari segi bottom-line, rugi periode berjalan FAST membengkak dari Rp17,16 miliar menjadi Rp152,42 miliar. Faktor negatif yang berdampak pada kinerja FAST sepanjang 2023 ini, antara lain:

  • Kenaikan harga beberapa bahan baku akibat inflasi dan tambahan biaya material handling karena kenaikan upah minimum dan harga BBM.
  • Persaingan ketat dengan QSR terkenal lain yang sama-sama memanfaatkan kondisi pascapandemi.
  • Kenaikan harga upah minimum secara nasional, yang tak dapat ditutup dengan penyesuaian harga menu yang minimal.
  • Kenaikan kurs yang menyebabkan kenaikan harga bahan baku impor.

Untuk mengatasi itu, khususnya kenaikan harga sejumlah bahan baku dengan tingkat rata-rata 4-5 persen per tahun, FAST mengambil strategi berikut ini:

  • Mencari alternatif bahan baku yang lebih ekonomis.
  • Melakukan negosiasi dengan pemasok untuk menekan kenaikan harga.
  • Jika kenaikan melebihi batas yang telah dihitung (sekitar 5 persen), maka perseroan akan meningkatkan harga jual produk. Namun, langkah ini bisa sebabkan penurunan transaksi.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil