Jakarta, FORTUNE - Perusahaan Grup Sinar Mas yang bergerak di sektor energi, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), merambah ke bisnis bidang pengusahaan panas bumi (geotermal). Pada ekspansi bisnisnya tersebut, perusahaan menggelontprkan modal Rp1,1 miliar.
Dalam keterbukaan informasi, manajemen mengungkapkan DSSA melalui entitas anak, PT Daya Sukses Makmur Selaras mendirikan PT Daya Mas Geopatra Energi (DMGE) pada akhir pekan lalu. Di saat yang sama, DMGE membentuk PT Daya Mas Geopatra Pangrango dengan menyetorkan dan menempatkan modal Rp1 miliar.
Pembentukan anak usaha baru itu diklaim tidak berdampak signifikan terhadap keuangan DSSA. “Langkah ini diharapkan dapat menjadi awal perseroan dalam menjajaki bisnis geotermal yang dapat memberikan nilai lebih bagi perseroan di masa yang akan datang,” imbuh Sekretaris Perusahaan DSSA, Susan Chandra, dikutip dari keterbukaan informasi, Selasa (22/2).
Akuisisi dan aksi korporasi DSSA
Selain melebarkan sayap ke bisnis geotermal, DSSA juga berencana mengakuisisi 80 persen saham BHP Minerals Pty Ltd (BHP) di BHP Mitsui Coal Pty Ltd (BMC). Harga pembeliannya mencapai US$1,35 miliar.
DSSA akan melakukan aksi korporasi tersebut melalui entitas anak tidak langsungnya: Stanmore SMC Holdings Pty Ltd (SMC).
Akuisisi tersebut akan didanai dari penerimaan fasilitas pembiayaan senilai US$625 juta oleh SMC dari sindikasi lembaga pembiayaan. Namun, fasilitas kredit itu baru akan berlaku secara efektif jika wacana akuisisi terealisasi.
DSSA berharap, rencana pengambilalihan saham itu dapat memperkuat posisinya di pasar. “Sebagai salah satu pemain dalam bisnis batu bara metalurgi di Asia dan Oseania yang dapat memberikan dampak positif bagi pemegang saham perseroan,” ujar Susan melalui keterbukaan informasi.
Aksi korporasi itu diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi, total cadangan, rata-rata tertimbang umur tambang, dan arus kas Stanmore Resources Limited. Aset BMC juga bakal mendiversifikasi produk dan pembeli ke portofolio Stanmore, serta meningkatkan eksistensinya di pasar dengan pertumbuhan utama seperti India.
Selain itu, akuisisi tersebut dapat meningkatkan daya tarik investasi, serta menyediakan akses sumber pendanaan yang lebih besar dan kompetitif.
“Mengingat setelah penyelesaian rencana pengambilalihan, aset konsolidasian preseroan akan meningkat signifikan sehingga menjadi lebih menarik bagi calon kreditur,” jelas Susan.
Untuk meralisasikan akuisisi tersebut, perseroan akan meminta restu para pemegang saham dengan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Rabu (23/2) besok.