ESSA Masuk Bisnis Produksi SAF, Dirikan Anak Usaha Baru

ESSA mendirikan ESSA Sustainable Indonesia.

ESSA Masuk Bisnis Produksi SAF, Dirikan Anak Usaha Baru
Fasilitas manufaktur ESSA. (Dok. ESSA).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • PT ESSA Industries Indonesia Tbk mendirikan anak usaha baru, PT ESSA SAF Makmur (ESM), dengan modal senilai Rp10 miliar.
  • ESM akan membangun fasilitas manufaktur sustainable aviation fuel (SAF) di Jawa Tengah dengan kapasitas produksi 150.000 metrik ton per tahun.
  • ESSA berkomitmen membawa Indonesia dalam solusi energi ramah lingkungan dan menargetkan operasi komersial di kuartal IV-2027 hingga kuartal I-2028.

Jakarta, FORTUNE - Emiten afiliasi Garibaldi Thohir, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), mendirikan anak usaha baru, PT ESSA SAF Makmur (ESM), melalui anak usahanya, PT ESSA Sustainable Indonesia (ESI).

Untuk mendirikan ESM, ESI menyetorkan modal senilai 10.001 saham atau Rp10,00 miliar. Nilai penyertaan modal dan presentase kepemilikan perseroan secara tidak langsung pada ESM mencapai 6.201 saham atau setara Rp6,20 miliar (62 persen dari modal ditempatkan dan disetor).

ESM akan bergerak pada bidang usaha industri kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian. Melalui anak usaha itu, perseroan akan membangun fasilitas manufaktur sustainable aviation fuel (SAF). Nantinya, ESM akan menjadi fasilitas manufaktur greeenfield di Jawa Tengah dengan kapasitas produksi sekitar 150.000 metrik ton per tahun.

Seiring dengan bertambahnya maskapai penerbangan dan negara yang mencari alternatif bahan bakar fosil yang berkelanjutan untuk memenuhi target net zero emission, ESSA menjadi pemain kunci dalam memberikan solusi bahan bakar hijau dan lebih ramah lingkungan untuk industri ini. 

"Dengan mendayagunakan keahlian kami di bidang energi dan kimia, kami memposisikan ESSA di garis depan revolusi penerbangan ramah lingkungan dengan menargetkan untuk menjadi salah satu pabrik bersertifikasi ISCC CORSIA pertama di Indonesia”, ujar Presiden Direktur dan CEO ESSA, Kanishk Laroya, Senin (23/12).

Langkah tersebut sejalan dengan komitmen ESSA untuk membawa Indonesia dalam solusi energi ramah lingkungan. Proyek SAF milik SAF itu dimulai dengan semakin meningkatnya tuntutan bagi industri penerbangan global untuk mengurangi emisi karbondioksida.

"Operasi komersial diharapkan dimulai di antara kuartal IV-2027 dan kuartal I-2028," kata Corporate Secretary ESSA, Shinta D.U. Siringoringo, Senin (23/12).

Saham ESSA menguat 3,07 persen ke Rp840 pada Senin, setelah dibuka pada Rp815. Volume transaksinya 32,5 juta saham, dengan nilai transaksi Rp27,0 miliar, dan frekuensi transaksi 3.180 kali.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya