Jakarta, FORTUNE - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mendorong ekspansi usaha melalui anak usahanya, Star Energy Group Holding Pte Ltd (STAR). Dua hal dilakukan: penambahan kapasitas dan eksplorasi.
Yang pertama, lewat Proyek Salak Binary, dengan peningkatan kapasitas 15 mega watt (MW) secara gross. Proyek itu telah mencapai tahap mechanical completion pada 3 Oktober 2023 dan total kemajuan 95,26 persen.
"Tahap penyelesaian berikutnya untuk mencapai COD adalah koneksi ke jaringan dan komisioning yang ditargetkan di sekitar akhir 2023," kata Direktur dan Corporate Secretary Barito Renewables Energy, Merly, dilansir dari keterbukaan informasi, Jumat (20/10).
Lalu ada pula penambahan kapasitas atas unit pembangkit yang telah beroperasi saat ini dengan melaksanakan proyek retrofit berbasis teknologi mutakhir dan menambah kapasitas peralatan penunjang.
Untuk sekarang ini, STAR sudah memulai proyek retrofit di lapangan Salak, yang rencananya akan mulai beroperasi di akhir 2025. Nantinya, proyek itu akan meningkatkan kapasitas 7,2 mega watt.
Eksplorasi di Maluku Utara, Lampung dan peluang akuisisi
Selain menambah kapasitas, BREN melalui STAR juga akan melakukan eksplorasi panas bumi di dua area di Tanah Air, yakni: Hamiding, Maluku Utara dan Sekincau Selatan, Lampung. "Saat ini, STAR sedang melakukan Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi Panas Bumi (PSPE) di dua area eksplorasi tersebut," ujar Merly lagi.
Secara bersamaan, perseroan juga akan aktif mencari prospek pengembangan usaha melalui akuisisi terhadap perusahaan energi baru dan terbarukan (EBT), baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Pergerakan saham dan kapitalisasi pasar BREN
Saham Barito Renewables Energy terpantau meroket 411,53 persen ke level Rp3.990 dari harga penawaran IPO, yakni Rp780.
Hari ini (20/10), sahamnya tercatat terkoreksi 1,48 persen per pukul 10.50 WIB. Dari segi nilai, BREN hari ini termasuk dalam daftar saham teraktif.
Volume transaksinya mencapai 55,7 juta saham, dengan nilai transaksi Rp225 miliar dan frekuensi transaksi 20.100 kali. Kapitalisasi pasarnya berjumlah Rp533,9 triliun.
Bersamaan dengan itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang tertekan 0,16 persen ke level 6.835,17. Total volume transaksinya mencapai 10,3 miliar saham. Sementara nilai transaksinya berjumlah Rp4,49 triliun dan frekuensi transaksi 612.000 kali.