Jakarta, FORTUNE - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah melepas lini bisnis hiburannya, GoPlay, kepada Edy Sulistyo, Pendiri dan mantan CEO Loket.com.
Edy membenarkan aksi tersebut di acara Nexticorn di Bali baru-baru ini. "Kami mengumumkan rebranding menyeluruh GoPlay menjadi Everywhere," katanya, sebagaimana diwartakan Forbes, dikutip Senin (18/9).
Sayangnya, ia enggan memperinci nilai akuisisi dari GoPlay.
GoPlay sendiri mulai masuk ke ekosistem bisnis Gojek pada September 2019. Edy memimpin GoPlay sejak Agustus 2018, dikutip dari laman resmi LinkedIn miliknya. Platform itu menyajikan video berlangganan layaknya Netflix, tetapi berfokus pada film dan serial Indonesia. Bahkan, platform GoPlay diposisikan untuk bersaing langsung dengan media sosial seperti Instagram dan TikTok, yang memiliki fitur siaran langsung bagi para artis dengan penggemarnya.
Pada Juni 2019, GoPlay telah mengantongi pendanaan sebesar US$15 juta, yang putarannya dipimpin oleh ZWC Partners dan Golden Gate Venture. Menurut Edy, dua firma tersebut masih tetap menjadi pemegang saham di Everywhere. "Kini kami sudah hadir di 50 kota lokasi, di lima kota," katanya lagi.
Selain membeli GoPlay, Edy dan rekannya, Bagus Utama mengatakan sudah mengauisisi Loket melalui transaksi terpisah dari GoPlay. Keduanya mendirikan Loket pada 2013, tetapi menjualnya ke Gojek pada Agustus 2017.
Proses divestasi GoPlay sejak Agustus
Yang jelas, kesepakatan divestasi GoPlay tersebut diperkirakan sudah berlangsung sejak Agustus lalu, berdasarkan pernyataan Presiden Direktur dan CEO GOTO, Patrick Walujo yang mengungkapkan bahwa perseroan sedang memproses divestasi bisnis hiburannya.
"Karena bisnis ini tak lagi menjadi bagian inti dari strategi perseroan dan kami akan terus mencari peluang untuk mendivestasi aset non-inti lainnya," jelasnya dalam pengumuman kinerja kuartal II 2023 (15/8).
Itu merupakan salah satu langkah GOTO untuk melakukan efisiensi biaya. Sebelumnya, Patrick mengatakan telah meminta COO dan Wakil Direktur Utama GOTO, Thomas Husted untuk mengidentifikasi langkah penghematan lebih lanjut supaya perseroan bisa lebih efisien.
Selama tiga kuartal terakhir per kuartal kedua 2023, GOTO sudah mengurangi tenaga kerja sebesar 24 persen, sekaligus menekan biaya operasional non-personel sekitar 10 persen.
"Jumlah ini setara dengan penghematan tahunan sekitar Rp1 triliun," kata Patrick.