Jakarta, FORTUNE - Setelah dipersiapkan bertahun-tahun, Kontrak Berjangka Saham atau Single Stock Futures (SSF) akhirnya dirilis besar-besaran di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/11).
Tiga Anggota Bursa (AB), yang mencakup PT Phintraco Sekuritas, PT Binaartha Sekuritas, dan PT Ajaib Sekuritas Asia, telah mengantongi lisensi AB derivatif. Dus, transaksi atas SSF sudah dapat diproses melalui ketiga AB itu.
Selain bertindak sebagai AB derivatif, Binaartha Sekuritas pun berperan sebagai liquidity provider atas perdagangan SSF di pasar sekunder.
Ke depannya, jumlah AB derivatif diharapkan akan bertambah lebih banyak, mengingat masih ada sekitar 12–13 AB dalam pipeline BEI. Yang mana kesiapannya untuk memperoleh izin AB derivatif bervariasi.
"Ada yang mungkin dapat siap di awal tahun di kuartal I 2025, mungkin ada sebagian yang di kuartal II, dan seterusnya," kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik kepada pers di gedung BEI, Selasa.
Sebelumnya, tiga AB derivatif terbaru di BEI telah resmi mengantongi izin dari BEI per 7 November 2024. Terhitung sejak tanggal itu, transaksi atas SSF sudah bisa dilakukan, setelah nasabah membuka rekening khusus untuk produk tersebut.
Namun, Jeffrey belum dapat membeberkan berapa jumlah transaksi SSF yang sudah tercatat sejak 7 November hingga hari ini. "Pekan depan akan saya perbarui datanya ya," ujarnya.
Sekilas tentang SSF
SSF merupakan produk derivatif baru berupa perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu saham di masa depan dengan harga yang telah ditentukan.
Ada beberapa kelebihan dari produk SSF. Pertama, investor dapat
melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio dari pergerakan harga saham underlying. Kedua, SSF juga dapat digunakan sebagai alternatif investasi bagi investor untuk sarana optimalisasi profit, baik
saat keadaan pasar sedang bullish maupun bearish; long atau beli saat pasar sedang bullish dan short atau jual saat pasar bearish.
Ketiga, dana yang dibutuhkan investor jauh lebih kecil dibandingkan membeli saham secara langsung, karena SSF ditransaksikan secara leverage. Keempat, realisasi keuntungan investor didapatkan lebih cepat karena transaksi SSF diselesaikan secara tunai dalam 1 Hari Bursa (T+1).
Lebih lanjut, SSF yang dirilis menggunakan anggota Indeks LQ45 sebagai konstituen underlying. Adapun, underlying SSF tersebut merupakan 5 saham yang likuid dan memiliki fundamental baik, yaitu BBRI, BBCA, MDKA, TLKM, dan ASII.