Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diperkirakan bergerak naik pada Selasa (24/9). Apa saja sentimen positifnya?
CGS International Sekuritas Indonesia memproyeksikan IHSG akan lanjut menguat dengan kisaran support 7.720/7.665 dan resisten 7.830/7.890. Katalis pendukungnya adalah penguatan mayoritas indeks di Bursa Wall Street dan kenaikan sejumlah harga komoditas.
"Sementara itu, berlanjutnya aksi beli investor asing dalam jumlah yang cukup besar berpeluang menjadi tambahan sentimen positif untuk IHSG," demikian menurut tim CGS International Sekuritas Indonesia.
Enam saham yang mereka soroti pada perdagangan hari ini, mencakup: GOTO, BBRI, BBNI, BBYB, BSDE, dan SMRA.
Di sisi lain, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG melaju konsolidatif di antara support 7.700 dan resisten 7.800 pada perdagangan hari ini dan beberapa waktu ke depan. Daftar saham pilihan mereka adalah ESSA, ISAT, INCO, PGEO, dan ASSA.
Menurut Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, dari eksternal, pasar menantikan banyak data ekonomi penting di Amerika Serikat (AS), di antaranya indeks harga properti dan keyakinan konsumen. Selain itu, pasar juga mencermati pidato dua petinggi the Fed, yaitu Kashkari dan Bowman di Selasa (24/9).
Masih dari AS dan Eropa, perlambatan aktivitas manufaktur di September diredam oleh pemangkasan sukubunga agresif oleh The Fed dan ECB.
Dari regional, India dikabarkan menutup peluang bergabung dalam Regional Comprehensive Economic Partnership yang saat ini terdiri dari 15 negara Asia Pacifik dan merefleksikan 30 persen GDP dunia. Masih dari regional, desakan bagi Pemerintah Tiongkok untuk meningkatkan stimulus ekonomi semakin besar dari sejumlah ekonom.
Sementara itu, secara teknikal, Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan IHSG hari ini melaju di antara support dan resisten di level 7.670 dan 7.830. Tiga saham pilihan mereka hari ini, meliputi: GJTL, BRMS, dan CLEO.
Kemarin, IHSG ditutup naik 0,42 persen ke level 7.775. Katalis di balik penguatan itu adalah sektor bahan baku yang naik 1,84 persen. Di sisi lain, sektor infrastruktur berada di posisi terlemah, dengan koreksi 1,67 persen.