IHSG Diproyeksi Konsolidasi di Awal Pekan, Ini Sentimennya

Peluang menguji level resisten di 7.300 kembali terbuka.

IHSG Diproyeksi Konsolidasi di Awal Pekan, Ini Sentimennya
Proyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) diprediksi melemah dari segi teknikal, Senin (22/1), setelah ditutup terkoreksi 0,35 persen di level 7.227,40 pada akhir pekan lalu.

Menurut Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, IHSG gagal menembus ke atas level 7.281 dan penutupan hariannya masih di bawah garis SMA-20. "Sehingga tetap berada dalam konsolidasi dan masih berpeluang untuk melemah ke target terdekat wave c dari (iv) di 7.111 menurut analisis Fibonacci retracement," tulis Ivan dalam riset hariannya.

Ia memproyeksikan IHSG bergerak melemah di rentang support 7.185 dan resisten di 7.250. Level support IHSG berada di 7.111, 7.021, dan 6.931. Sementara level resistennya di 7.300, 7.422, dan 7.503. Indikator MACD menandakan momentum bearish. Saham-saham pilihannya hari ini, terdiri dari: ANTM, ARTO, ASII, BMRI, dan INDF.

Lebih lanjut, Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan memprediksi IHSG akan melanjutkan konsolidasi. Stochastic RSI cenderung bergerak naik dari area oversold bersamaan dengan pembentukan lower shadow panjang. Volume transaksi relatif menurun, mengindikasikan meredanya tekanan jual.

"Dengan demikian, IHSG diperkirakan lanjutkan konsolidasi di atas support 7.200 pada Senin (22/1)," katanya dalam riset harian.

Adapun level resistennya diprediksi ada di 7.300. Menurutnya, peluang untuk menguji level resisten itu kembali terbuka di minggu ini.

Dari pasar internasional, pasar menilai data-data ekonomi terbaru belum cukup signifikan untuk mengubah rencana pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebanyak tiga kali pada 2024 ini. Misal, data US Michigan Consumer Sentiment Preliminary naik menjadi 78,8 pada Januari 2024, dari sebelumnya 69,7 pada Desember 2024. Itu kian memperkuat keyakinan pulihnya ekonomi AS pada tahun ini.

Sentimen dari pasar regional relatif negatif. Apa itu? Turunnya China Foreign Direct Investment (FDI) sebesar 8 persen (YoY) pada Desember 2023. Itu memperkuat tanda bahwa pemulihan kegiatan ekonomi di Cina masih berjalan lambat pada tahun lalu.

Sementara itu, sentimen dari pasar dalam negeri datang dari musim rilis kinerja keuangan emiten di kuartal keempat 2023. Sejumlah bank dengan kapitalisasi pasar besar akan mengumumkan performa finansialnya di pekan ini, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk (BRIS).

Valdy dan tim pun menyoroti beberapa saham pilihan pada awal pekan ini, yaitu: BBRI, BMRI, BBNI, BRIS, EXCL, BBTN, PGAS, dan MIKA.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi