Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (Ihsg) berhasil kembali ke zona hijau, Rabu (17/4), setelah tertekan sepanjang perdagangan kemarin.
Data IDX pada Rabu pukul 10.47 WIB menunjukkan, IHSG menguat 0,48 persen ke harga 7.198,92. Dengan volume transaksi 6,17 miliar saham, nilai transaksi Rp4,57 triliun, dan frekuensi transaksi 558.000 kali.
Tercatat 251 saham menghijau, 324 memerah, sedangkan 352 lainnya stagnan di zona kuning.
Rebound IHSG hari ini terjadi setelah IHSG terkoreksi 1,68 persen ke harga 7.164,81 pada perdagangan perdana setelah libur panjang lebaran 2024. Di awal perdagangan kemarin saja, indeks acuan sempat merosot 2,7 persen, sebelum akhirnya tingkat koreksinya menurun di sesi perdagangan kedua.
Kendati sempat 'terbakar', IHSG justru berhasil membukukan nilai transaksi hampir Rp23 triliun pada hari perdagangan pertama setelah libur sepekan. Ringkasan data Bursa Efek Indonesia melaporkan, nilai transaksi harian pasar modal pada Selasa (16/4) berjumlah Rp22,85 triliun, dengan volume transaksi 19,88 miliar serta frekuensi transaksi 1,68 juta kali.
Selain fakta itu, kemarin pun investor asing mencatatkan nilai jual bersih (net sell) -Rp2,45 triliun, karena total penjualan mereka melampaui pembelian, yakni Rp14,29 triliun VS Rp11,81 triliun.
Hal itu berbanding terbalik dengan investor domestik, yang membukukan pembelian sebesar Rp11,04 triliun, lebih tinggi dari penjualan sebesar Rp8,56 triliun.
Adapun, lima saham dengan net sell asing terbesar di awal pekan ini, meliputi: BBCA, BBRI, TLKM, ASII, dan BMRI. Di sisi lain, lima saham dengan net buy asing tertinggi adalah BREN, TPIA, ANTM, INCO, dan PGAS.
Secara year to date, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pasar modal Indonesia sudah mencapai Rp11,28 triliun. Sebelumnya, BEI telah menargetkan untuk mencapai Rp12,25 triliun sepanjang 2024.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian pasar modal telah mencapai 17,38 miliar saham dan rata-rata frekuensi transaksi harian mencapai hampir 1,18 juta kali.
Mengapa IHSG tertekan setelah libur panjang lebaran?
Ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia (MASI), Christopher Rusli mengatakan, penurunan IHSG baru-baru ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Pertama, data ekonomi domestik yang menunjukkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 yang naik menjadi 3,05 persen (YoY), dari 2,75 persen (YoY) pada Februari 2024.
Tak hanya itu, cadangan devisa Indonesia pada Maret 2024 pun menurun dari US$144 miliar pada Februari 2024, menjadi US$140,4 miliar.
"Faktor kedua adalah periode libur panjang lebaran/idulfitri 1445 H yang berlangsung dari 8--15 April 2024, yang mana penyesuaian pasar baru terjadi pada Selasa, 16 April, di tengah berbagai sentimen ekonomi global yang memanas," jelas Christopher.
Adapun, menurut Bursa Efek Indonesia, sentimen global itu meliputi meningkatnya tensi politik antara negara-negara Timur Tengah, setelah serangan lebih dari 300 drone dan rudal oleh Iran ke Israel pada Sabtu (13/4) waktu setempat. Ditambah dengan naiknya yield US Treasury sejalan dengan meningkatnya inflasi AS dan dinamika geopolitik.