Jakarta, FORTUNE - Emiten afiliasi Arsjad Rasjid, PT Indika Energy Tbk (INDY), sudah merealisasikan Belanja Modal sebanyak US$80,6 juta pada Januari–Januari 2024.
Yang mana, US$68,8 juta atau 85 persen dari dana itu perseroan gunakan untuk bisnis non-batu bara. Itu termasuk Indika Mineral Investindo sebesar US$52,5 juta, khususnya untuk proyek Awakmas; lalu Indika Nature senilai US$5,2 juta; Ilectra Motor Group (IMG) US$2,7 juta; serta KALISTA senilai US$2,0 juta.
"Di tengah berbagai tantangan dalam industri yang dihadapi, Indika Energy tetap fokus pada strategi diversifikasi yang kami lakukan," jelas Vice President Director and Group CEO Indika Energy, Azis Armand dalam keterangannya, dikutip Selasa (5/11).
Menurut Azis, alokasi belanja modal itu sejalan dengan visi jangka panjang Indika Energy untuk meraih netral karbon pada 2050.
Adapun, untuk menyokong diversifikasi, Indika Energy telah berinvestasi di berbagai sektor non-batu bara, termasuk kendaraan listrik, pertambangan emas, solusi berbasis alam, energi baru dan terbarukan, serta teknologi digital.
Yang terbaru adalah peluncuran PT Kalista Nusa Armada (KALISTA), perusahaan fleets-as-a-service (FaaS) guna mendorong mobilitas kendaraan komersial ramah lingkungan.
Dari segi kinerja, INDY membukukan pendapatan senilai US$1,78 miliar dan laba bersih senilai US$34,4 juta pada periode 9 bulan pertama 2024.
Pendapatan dari INDY tertekan 22,4 persen (YoY). Itu karena adanya penurunan pendapatan 17,7 persen (YoY) menjadi US$1,40 miliar akibat pelemahan harga jual rata-rata.
Selain itu, pada 30 September 2024, Perseroan telah menerbitkan pemberitahuan 30 hari untuk menebus Obligasi 2025 dengan saldo tersisa sebesar US$ 201,5 juta, yang dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2024. Lebih lanjut, pada 7 Oktober 2024, Kideco memperoleh persetujuan untuk produksi tambahan sebesar 1,1 juta ton batu bara. Total volume produksi yang disetujui untuk 2024 adalah 30,55 juta ton dari sebelumnya 29,4 juta ton.
Pada Selasa (5/11), saham INDY menguat 4,90 persen ke harga Rp1.605.