Jakarta, FORTUNE - Startup Coldspace, meraih US$3,8 juta dalam putaran penggalangan dana yang dipimpin oleh Intudo Ventures, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), dan Triputra Group, serta partisipasi oleh MKA dan ITS.
Lewat investasi tersebut, perseroan akan memperkuat bisnis logistik, khususnya dalam solusi cold chain. ASSA sendiri menyuntikkan dana senilai Rp10 miliar kepada anak usahanya, PT Adi Sarana Investindo (ASI).
“Coldspace akan bersinergi dengan anak perusahaan grup ASSA lainnya, dari ASSA Logistik, Anteraja, dan Titipaja sehingga kami bisa memberikan layanan cold chain yang berkesinambungan dari first sampai last mile hingga mencapai end customer,” kata CEO Adi Sarana Armada, Prodjo Sunarjanto, dikutip Kamis (4/5).
Sejalan dengan investasi di layanan cold chain terpadu, pada 2021 ASSA–melalui PT Adi Sarana Logistik (ASL)--telah membentuk bisnis share warehousing atau e-fulfillment, Titipaja. Saat ini, layanan tersebut telah mempunyai 6 gudang di 5 kota (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, dan Surabaya). Beberapa gudang telah menyediakan tempat penyimpanan makanan beku, yang mana beroperasi di bawah kendali Coldspace. Di layanan pengiriman, pada 2022 Anteraja menyediakan kurir khusus pengiriman dingin untuk makanan beku.
Dus, kini ASSA lewat berbagai anak usahanya mempunyai aset untuk mendukung solusi cold chain terintegrasi. Dari truk berpendingin, cold storage, hingga cold delivery.
Penggunaan dana investasi oleh Coldspace
Coldspace sendiri menawarkan layanan manajemen rantai pasokan dingin terpadu untuk produk beku dan segar. Startup itu telah beroperasi di Jabodetabek, Surabaya, Malang, Bali, dan Medan. Perusahaan menjalankan fasilitas penyimpanan dingin di dekat pelabuhan dan bandara utama, demi memfasilitasi penanganan barang-barang yang sensitif terhadap suhu.
Dengan pendanaan eksternal putaran pertama itu, Coldspace berniat meningkatkan kapasitas layanan, termasuk kapasitas lebih besar dalam hal penyimpanan dingin, truk reefer, pemenuhan, serta ekspansi geografis. Perusahaan juga akan merilis rangkaian solusi manajemen untuk membantu mengelola dan melacak produk, termasuk Sistem Manajemen Gudang (WMS) dan Sistem Manajemen Transportasi (TMS).
“Kami berencana untuk membesarkan skala dengan cepat dengan memanfaatkan ekosistem logistik investor strategis kami untuk memberikan keunggulan operasional terbaik di kelasnya dan harga yang kompetitif,” ujar Co-Founder dan CEO Coldspace, Arnold Giovannie.
Adapun, per April 2023, Coldspace telah mengelola 3.000 ton kapasitas penyimpanan dingin dan 20 truk berpendingin. Sementara itu, pasarnya berkapasitas penyimpanan berpendingin 30.000 ton dan 100 truk berpendingin yang dioperasikan oleh mitra Coldspace.