Inflasi Turki Melesat 61,14%, Tembus Rekor Tertinggi 20 Tahun

Apakah inflasi Turki melonjak karena konflik Ukraina-Rusia?

Inflasi Turki Melesat 61,14%, Tembus Rekor Tertinggi 20 Tahun
Shutterstock/Luis A. Orozco
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Inflasi Turki melesat ke level 61,14 persen pada Maret 2022. Angka ini merupakan rekor tertinggi dalam 20 tahun terakhir. 

Konflik Rusia-Ukraina membawa dampak signifikan terhadap ekonomi Turki yang berbuntut pada lonjakan harga energi dan komoditas. Namun demikian, inflasi Turki sudah melambung sejak musim gugur, saat lira merosot karena siklus pelonggaran dari Bank Sentral Turki (CBRT).

“Kebijakan CBRT tak efektif dalam melawan inflasi. Bahkan, saya pikir kebijakan yang tidak ortodoks dari CBRT merupakan penyebab utama (lonjakan) inflasi itu. Perang di Ukraina hanya memperburuk situasi,” ujar Tim Ash dari BlueBay Asset Management, dilansir Reuters, Rabu (6/4).

Pusat Statistik Turki mengungkap, harga konsumen naik 5,46 persen (MoM), sedikit di bawah estimasi survei Reuters (5,7 persen). Secara tahunan, perkiraan inflasi Turki mencapai 61,5 persen.

Defisit perdagangan Turki

Aktivitas warga Turki di jalanan Tua Istanbul. Shutterstock/Phuong D. Nguyen

Melihat kondisi saat ini, pemerintah setempat mengatakan inflasi akan turun ke satu digit pada 2023—dengan penerapan program ekonomi baru. Lewat langkah itu, pemerintah memprioritaskan suku bunga rendah guna meningkatkan produksi dan ekspor dan bertujuan mencetak surplus transaksi berjalan.

Akan tetapi, data per Senin (4/4) menunjukkan, defisit perdagangan Turki justru naik 77 persen (YoY) pada Maret 2022, menjadi US$8,24 miliar. Kenaikan ini pun diikuti dengan lonjakan impor energi 156 persen sehingga berisiko memggagalkan target surplus. 

Pendiri Burumcekci Consulting, Haluk Burumceksi menilai, inflasi Turki bisa menyentuh level 70–75 persen walaupun lira tak melemah dari level saat ini. “Tak mudah bagi CBRT mempertahankan sikap kebijakan moneternya yang longgar,” katanya.

Sekadar informasi, inflasi di sana didorong oleh sektor transportasi—meliputi harga BBM dan pendidikan yang masing-masing naik 13,29 persen dan 6,55 persen. Secara tahunan, harga transportasi meroket 99,12 persen dan harga makanan-minuman niralkohol melesat 70,33 persen.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya